REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON --- ‘Latihan fisik latihan batin’ itulah yang diajarkan pelatih bola di Sekolah Sepakbola Pondok Pesantren Sepakbola Zakat Center Cirebon. Para santri yang juga anggota klub tak hanya digembleng dengan latihan fisik di lapangan yang rutin dilakukan pada Rabu, Jum’at dan Ahad.
Disini para santri yang juga anggota klub ditekankan untuk mengolah batin dengan mengistiqamahkan puasa sunah. “Ngga melulu latihan di sini, walau fokus bola tapi balance. Santri disini dilatih rutin puasa Senin-Kamis, sholat malamnya seperti tahajud juga jangan sampai terlewat,” kata Heriman yang juga Asisten Pelatih di SSB Ponpes Sepakbola Zakat Center saat berbincang dengan Republika,co.id pada Kamis (19/9).
Menurut Heriman para santri Ponpes Sepakbola Zakat Center lebih bersemangat mengaji meski pada sore harinya telah menjalani latihan sepakbola. Ponpes Sepakbola Zakat Center memang berbeda dari pesantren pada umumnya. Di sini, santri tak hanya dididik menjadi seorang muslim yang memiliki akhlak baik dan mempunyai pengertahuan agama yang luas, tetapi para santri juga dibina untuk menjadi atlet-atlet sepakbola yang profesional.
Pesantren yang berada di Desa Pasalakan Kecamatan Sumber Cirebon itu telah melahirkan banyak lulusan berprestasi. Diantara lulusannya kebanyakan meraih beasiswa untuk melanjutkan sekolah formal. Sederet prestasi pun telah ditorehkan oleh para santri Ponpes Sepakbola Zakat Center. Prestasi tertinggi adalah mampu menjuarai kompetisi sepakbola anak-anak di Malaysia pada tahun lalu.
Menurut Heriman, para santri yang mondok di pesantren Sepakbola Zakat Center merupakan santri-santri pilihan yang telah melewati seleksi. Mereka pun berasal dari keluarga dhuafa.“Kita memang mencari dari kalangan Dhuafa, untuk perlengkapan santri bermain bola itu dibantu dari Yayasan Pesantren Zakat Center tetapi terkadang juga orang tua membelikan,” katanya.
Saban harinya, santri mengikuti kegiatan pembelajaran formal dengan home schooling. Pada sore hari, terutama pada Rabu, Jumat dan Minggu satri dibekali latihan sepakbola di lapangan terdekat. Sementara pada malam hari, santri baru mengikuti kajian kepesantrenan.