REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu warga, korban kebakaran di Kampung Bendungan, Jatinegara, Hikmah (57 tahun) mengatakan, hingga pukul 15.00 WIB belum ada bantuan tempat yang mencukupi untuk bernaung. Saat ini, ada masjid dan tiga tenda besar yang saat ini digunakan mayoritas warga.
"Jangan sampai kita mengungsi lama di masjid," ujar dia ketika ditemui di Masjid Jami Al Barokah, Jatinegara, Sabtu (21/9).
Wanita paruh baya yang biasa mengajar mengaji di majlis taklim setempat itu menuturkan, kondisi masjid Jami Al Barokah yang digunakan untuk mengungsi, kini menjadi lebih kotor karena lalu lalang dan alas kaki yang tidak dilepas. Oleh karena itu ia berharap, agar pemerintah bisa memberikan bantuan sementara dengan memperbanyak tenda untuk pengungsian sementara.
Ketika ditanya lebih lanjut terkait lokasi pengungsian, ia merasa keberatan jika masjid menjadi lokasi pengungsian lebih lama. Sebab, sebagai tempat ibadah, kondisi masjid harus tetap bersih.
"Jangan sampai kotor, kan untuk sementara bisa di tenda," ujar dia.
Menanggapi terbatasnya tenda bagi 452 jiwa korban kebakaran, ia mengatakan hingga kini belum ada banyak dan masih mengharap bantuan tersebut. Hikmah menuturkan, masih banyaknya aktivitas di lokasi kebakaran, yang kemudian membuat warga berharap agar lokasi pengungsian tidak jauh dari lokasi.
"Kan ada deket rel, nggak deket tapi layak. Jangan kejauhan, kasihan yang sekolah atau yang masih kecil," Kata dia.
Kepada Republika.co.id, dia mengatakan bantuan saat ini yang dirasakan penting adalah air. Sebab sejak listrik padam, air untuk kebutuhan sehari-hari bahkan berwudhu juga terbatas.
Sementara itu, kepala Dinas Sosial (Kadinsos) DKI Jakarta, Irmansyah mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih berupaya untuk memberikan aksi tanggap darurat selama tujuh hari ke depan. Menurut dia, bantuan tersebut bisa diperpanjang untuk tujuh hari ke depan jika dirasa masih dibutuhkan.
Namun demikian, ia juga meminta agar bantuan bagi korban terdampak bisa didukung oleh setiap SKPD terkait. Dia juga menuturkan, bantuan berupa tenda dan sandang pangan telah disalurkan oleh pihaknya, meskipun ia tidak menampik kekurangan tenda karena terbatasnya lahan.
"Untuk bantuan lainnya akan kita lihat setelah assesment nanti. Karena mungkin ada beberapa anak sekolah yang membutuhkan seragam, sepatu dan tas juga," kata dia.
Dia mengatakan, hingga kini pihaknya masih mencari lahan untuk mendirikan tenda. Sebab sambung dia, sebanyak 452 korban dipastikan membutuhkan lebih banyak tenda untuk tempat mengungsi sementaranya.
"Sekarang satu tenda besar ada di kelurahan Balimester. Kemudian dua di Rawa bunga dan satu tempat mengungsi lagi di masjid," kata dia.