REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Polisi Hong Kong mengancam akan melepaskan tembakan gas air mata ke pengunjuk rasa yang berkumpul di kantor-kantor pemerintahan. Sebelumnya, para pendukung pemerintahan China merobohkan Lennon Walls yang berisi pesan antipemerintah di bekas koloni Inggris itu.
Pengunjuk rasa berkumpul di Tuen Mun, barat New Territories, Sabtu (21/9). Beberapa diantara mereka membakar bendera China di tanah. Beberapa orang lainnya merubuhkan pagar kayu dan besi penyangga trotoar yang mereka pakai untuk memblokir jalanan.
Beberapa pengunjuk rasa membuang benda-benda di stasiun Light Rail Transit dan mengambil batu di pinggir rel. Polisi pun melakukan sejumlah penangkapan.
Sebelumnya puluhan pendukung pemerintah Sabtu (21/9)merubuhkan beberapa mosaik besar kertas warna-warni yang berisi pesan demokrasi dan menolak campur tangan China di Hong Kong. Insiden tersebut meningkatkan risiko bentrokan antar warga.
"Saya orang China!" ujar seorang pendukung China saat berhadapan dengan pengunjuk rasa pro-demokrasi.
Kertas-kertas yang disebut Lennon Walls itu tersebar di halte bus, pusat perbelanjaan, di bawah jembatan penyeberangan dan dinding-dinding trotoar. Tempat-tempat itu juga kerap menjadi pusat bentrokan antara pengunjuk rasa pro-demokrasi dengan polisi.
Legislator pro-China Junius Ho kerap mengkritik pengunjuk rasa. Meminta mereka membersihkan sekitar 100 Lennon Walls yang tersebar di seluruh kota.
Nama aksi protes itu diambil dari John Lennon Wall. Aksi protes terhadap pemerintahan komunis di Praha ibu kota Republik Ceko pada 1980-an. Saat itu, kota Praha ditutupi kertas-kertas bertuliskan lirik Beatles dan kritik politik.
Namun dalam unggahannya di Facebook, Ho mengatakan 'demi keamanan' Lennon Walls tidak akan dibersihkan seluruhnya. Hanya yang ada di jalanan.
"Kami akan membersihkan lingkungan dengan sikap damai dan rasional," tulisnya.