REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sedikitnya 225 pelajar tingkat SMA se Kabupaten Karawang, mengikuti penyuluhan tentang bahaya narkoba dan seks bebas. Penyuluhan tersebut, diadakan Majelis Ahbaburrosul Indonesia, yang diselenggarakan di Perumnas Telukjambe, Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe Timur. Para pelajar tersebut, tampak antusias mengikuti penyuluhan itu.
Kepala BNN Kabupaten Karawang, AKBP M Julian, mengatakan, saat ini peredaran narkoba sudah sangat memrihatinkan. Bahkan, para pelajar juga sudah banyak yang terjerat akan narkoba. Salah satu dampak negatif dari pemakaian narkoba ini, yaitu perilaku menyimpang remaja. Yakni, seks bebas.
"Makanya, narkoba ini sangat berbahaya. Sebab, pemakai narkoba identik dengan pelaku seks bebas," ujar Julian, dihadapan para pelajar, Sabtu (21/9).
Apalagi pelajar, saat usia muda rasa ingin tahu ini selalu berlebihan. Makanya, berawal dari ingin tahu, banyak pelajar yang coba-coba pakai narkoba. Akhirnya, kecanduan. Parahnya lagi, mereka juga sering melakukan seks bebas.
Jelas ini sangat membahayakan. Karena itu, pihaknya sangat setuju dengan Majelis Ahbaburrosul yang menggelar penyuluhan ini. Sebab, saat ini peredaran narkoba sudah semakin parah dan terbuka. Serta, sasarannya tak lagi kalangan menengah ke atas, melainkan menyasar menengah bawah yang ada di peloksok desa dan remaja.
Mengingat, persoalan penyalahgunaan narkoba dan seks bebas ini, tak hanya menjadi tanggung jawab satu pihak semata. Melainkan, seluruh elemen masyarakat juga harus turut andil guna meminimalisasi terjadinya penyalahgunaan narkoba dan seks bebas yang dilakukan oleh pelajar. "Saat ini, 70 persen pelajar di Karawang terlibat penyelahgunaan narkoba," ujarnya.
Pimpinan Majelis Ahbaburrosul Indonesia, Sayyid Alwi Ba Alawy, mengatakan, pihaknya sengaja menggelar penyuluhan mengenai bahaya narkoba dan seks bebas ini, karena berangkat dari keprihatinan. Karena, saat ini perilaku remaja semakin tak terkendali. Di usia sekolah, mereka sudah mengenal narkoba dan seks bebas. "Meskipun tidak semua pelajar melakukan itu. Namun, kondisi saat ini semakin memrihatinkan," ujarnya.
Karena itu, pencegahan harus dilakukan. Salah satunya, dengan penyuluhan yang dikombinasikan antara ilmu umum dengan agama. Dengan cara ini, diharapkan bisa membentengi generasi muda dari pergaulan yang negatif.
Secara terpisah, salah seorang peserta Salma Sajida, pelajar asal SMAN 4 Karawang, mengaku, sangat senang bisa menjadi peserta penyuluhan yang diselenggarakan oleh Majelis Ahbaburrosul ini. Apalagi, ilmu yang didapat //double//. Karena dalam penyuluhan yang dikemas dengan konsep kekinian ini, peserta memeroleh ilmu ilmiah dan juga ilmu agama. "Karena, penyuluhan ini dikemas dalam kegiatan kopdar ilmiah bagi generasi millenial," ujar pelajar berhijab ini.