REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duo Humania kembali berkarya di belantika musik Indonsia. Kembalinya dua musisi Eki Puradireja dan Heru Singgih itu ditandai dengan single mereka bertajuk “Semua Sama” yang dirilis pada Februari lalu, setelah keduanya vakum selama 19 tahun lamanya.
Setelah album ketiganya keluar pada tahun 2000, Eki menceritakan Humania memang tak lagi mengeluarkan karya. Alasannya, kesibukan masing-masing personel membuat keduanya tak menelurkan sebuah album.
“Kita dari awal sebagai duo produser. Selama 10 tahun berkarya sebagai musisi. Kami ingin turun ke belakang layar, karena ternyata passion kita di situ,” ungkap Eki saat mengunjungi kantor Republika.
Eki menuturkan, ia kemudian sering masuk ke dalam produksi acara-acara musik dan membangun berbagai jaringan musisi. Dia juga merupakan salah satu orang yang terlibat dalam festival jazz terkemuka, Java Jazz Festival yang setiap tahun diadakan. Hinga menjadi sosok di balik Maliq & D'essentials.
Sementara Heru, juga tergabung ke dalam berbagai produksi acara musik. Menurut Eki, keduanya telah merasa puas untuk berkarya pada album ketiganya itu. Sehingga, keduanya ingin menjelajahi hal-hal mengenai produksi musik yang lebih banyak lagi.
“Dan itu tanpa kita sadari. Jadi ya vakum itu ya menjalani sesuai dengan apa yang saat itu kita suka jalani. Bersamaan dengan itu, Heru juga menikah pada tahun 2004. Jadi kita sempat menjalani kehidupan sendiri-sendiri,” ujar dia.
Meskipun demikian, Eki menuturkan, keduanya sama-sama masih suka bermusik dengan musisi-musisi lain. Ketika Humania vakum, hal itu bukan berarti para personelnya benar-benar vakum bermusik. Mereka tetap berkarya namun tidak atas nama Humania.
Selama 19 tahun lamanya pula, banyak rekan-rekan sesama musisi dan teman-teman satu lingkaran yang terus-terusan menanyakan karya dari Humania. “Bahkan ada yang tanya, loh Eki punya band? Heru punya band? Karena mereka juga nggak tahu bahwa ada band Humania,” ungkap Eki.
Heru pun menyambung, oleh sebab itu, keduanya bersepakat untuk kembali lagi ke belantika musik Indonesia untuk kembali berkarya. Menurutnya, banyak teman-teman sesama musisi ingin mengetahui bagaimana musik dari Humania, dan bagaimana produksinya.
“Kita juga bersyukur bisa kembali berkarya. Apalagi sekarang bentuk karyanya beda, sudah bukan memproduksi fisik lagi seperti kaset atau CD. Tapi sekarang sudah beda, dan harus lebih dituntut lebih kreatif lagi,” jelas Heru.