Ahad 22 Sep 2019 14:44 WIB

Muhammadiyah Imbau Warga Beli Unggas Bersertifikat Halal

Umat Islam harus lebih waspada terhadap kehalalan produk dan unggas yang mereka beli.

Rep: Ali Mansur/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi kandang ayam.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Ilustrasi kandang ayam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akibat dari kekalahan Indonesia melawan Brasil di World Trade Organisation (WTO) akan membuat tekanan ekonomi global terhadap para pengusaha dan peternak dalam negeri akan semakin kuat. Imbauan Wakil Presiden terpilih KH Ma'ruf Amin agar para peternak terus berproduksi secara kreatif.

"Kita hadapi secara bersama-sama. Karena kalau tidak hati-hati maka usaha dan ekonomi dalam negeri tentu akan bisa terancam karena unggas dari Brasil akan bisa membanjiri pasar domestik," ujar Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas, dalam siaran persnya, Ahad (22/9).

Baca Juga

Menurut Anwar Abbas, untuk menghadapi masalah ini ada beberapa hal yang bisa kita lakukan. Pertama agar para pengusaha unggas lokal mengusahakan harga unggas dalam negeri jauh lebih murah dari unggas impor. Untuk itu masalah efisiensi harus benar-benar menjadi perhatian oleh para peternak dan dunia usaha. 

Kedua, agar masyarakat terutama umat Islam untuk lebih waspada terhadap kehalalan produk dan unggas yang mereka beli. "Untuk itu diimbau kepada seluruh anggota  masyarakat terutama umat islam untuk tidak membeli unggas-unggas impor yang tidak bersertifikat halal," tambahnya.

Ketiga, harus secara serius mensosialisasikan dan membudayakan di kalangan masyarakat indonesia untuk mengkonsumsi dan mencintai produk-produk dalam negeri. Karena hal inilah yang akan bisa membuat ekonomi nasional dapat menggeliat dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

"Tanpa itu maka bangsa ini hanya akan menjadi bangsa konsumen dan itu jelas akan sangat berbahaya karena akan membuat PHK dimana-mana," tegas Anwar Abbas.

Sehingga, sambung Anwar Abbas, jika hal itu terjadi maka akan membuat Indonesia ini menjadi bangsa yang miskin dan tidak lagi mempunyai daya beli.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement