REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beredar kabar Univeristas Trisakti akan memberi penghargaan Putra Reformasi dari Universitas Trisakti pada Presiden Joko Widodo.
Wasekjen Partai Gerindra Andre Rosiade menolak rencana pemberian gelar tersebut. Mantan presiden mahasiswa Universitas Trisaksi itu memandang Jokowi tak tepat mendapat penghargaan tersebut.
Andre merasa Jokowi tak pantas mendapat penghargaan itu. Sebab Jokowi belum menuntaskan janjinya menyelesaikan kasus penembakan pada mahasiswa Trisakti tahun 1998.
"Saya menolak karena kan pak Jokowi janji di 2014 bahwa akan menuntaskan kasus 12 Mei 1998 (penembakan mahasiswa Trisakti). Tapi sampai sekarang kan belum," katanya pada Republika.co.id, Ahad (22/9).
Anggota DPR terpilih periode 2019-2024 itu mengklaim Jokowi telah mengingkari perjuangan reformasi. Misalnya kebebasan berpendapat yang terancam di masa pemerintahan Jokowi.
"Lalu kita lihat banyak kemunduran di zaman pak Jokowi ini. Kebebasan berpendapat terancam, UU KPK di revisi. Sehingga penghargaan Putra Reformasi mohon maaf belum layak pak Jokowi terima," ujarnya.
Selain itu, ia menyayangkan pihak kampus Trisakti yang diduga main mata dengan pemerintah. Ia meminta kampus Trisakti mementingkan semangat reformasi yang lahir dari kampus itu. "Kan ada rencana Rektor itu. Padahal Rektor jangan politisasi kampus. Jangan gadaikan Reformasi," ucapnya.
Sebelumnya, beredar surat Universitas Trisakti mengumumkan akan memberi penghargaan anugerah Putera Reformasi pada Presiden Jokowi dalam rangka peringatan Dies Natalis kampus ke-54.
Surat pengumuman itu tertanggal 12 September 2019 dan ditandatangani Rektor Trisakti. Pihak kampus beralasan Jokowi pantas menerima penghargaan karena berhasil mendukung cita-cita gerakan reformasi yang diawali peristiwa 12 Mei 1998.