REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Sopian, warga Kota Jambi memanfaatkan bahan yang ada di alam sekitar untuk membuat kerajinan khas Jambi yang bernilai jual.
"Bahan dari alam yang saya manfaatkan yakni palem, buah bintaro dan kayu-kayu bekas," kata Sopian yang merupakan pengrajin oleh-oleh khas Jambi di Jambi, Senin (23/9).
Bahan-bahan yang didapat dari alam tersebut diolahnya menjadi berbagai macam benda yang berkaitan dengan sejarah Jambi, seperti miniatur rumah adat Jambi. Bahan itu juga diolah menjadi benda yang memiliki manfaat lainnya seperti tempat jarum pentul dan miniatur pohon-pohon.
Buah Bintaro sendiri adalah salah satu buah yang bermanfaat untuk manusia di mana biji buah Bintaro biasanya digunakan untuk mengusir tikus dan kecoa. Awal mulanya Sopian hanya mencoba-coba memanfaatkan bahan-bahan tersebut untuk di buat berbagai kerajinan. Akhirnya kerajinan yang dibuat oleh Sopian memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, sehingga saat ini menjadi salah satu oleh-oleh khas di Jambi.
Dalam memproduksi kerajinan tangan tersebut, ia menggunakan rumahnya sebagai tempat produksi di Jalan Mayor Abdul Kartawirawan tepatnya di Lorong Medan Kota Jambi. Ia mulai berkreasi membuat kerajinan tersebut pada 2018.
"Motivasi yang mendorong saya untuk membuat kerajinan tangan khas Jambi ini selain untuk menambah penghasilan juga untuk wiraswasta yang datang ke Jambi supaya dapat membawa oleh-oleh dari Jambi selain batik dan makanan," kata Sopian.
Menurut dia anak muda masa kini cenderung kurang perduli terhadap kerajinan dan budaya khas Jambi. Sehingga, ia berharap anak-anak muda lebih tertarik dalam mengembangkan adat dan budaya Jambi. Selain itu, ia berharap kerajinan khas Jambi yang dibuatnya saat ini dapat lebih beragam, seperti rumah adat Jambi yang berasal dari setiap kabupaten dan kota di provinsi itu.
Dalam memasarkan hasil karyanya, Sopian bekerja sama pusat oleh-oleh yang ada di kota itu, seperti di Tempoyak Kernasda dan Sorum Sanggar Sari Tanjung milik Pemerintah Jambi. Meski demikian, tak jarang wisatawan datang langsung ke rumah produksinya untuk membeli hasil karyanya.
Harga jual kerajinan yang dibuatnya cukup bervariasi, mulai dari Rp 35 ribu sampai dengan Rp 300 ribu per kerajinan. Besar kecilnya harga kerajinan tersebut tergantung dengan tingkat kerumitan dan bahan yang digunakan.
Untuk kerajinan tangan jenis tempat jarum pentul harganya Rp 35 ribu, tanamam hias Rp 45 ribu dan miniatur rumah adat Jambi dijual dari harga Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu perbuah.
"Alhamdulillah kerajinan ini sudah terjual ke mancanegara, mulai dari Malaysia, Jeddah, dan beberapa negara lainnya," kata Sopian.