REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada era keemasan, begitu banyak ilmuwan Muslim yang mengkaji studi geologi. Menurut Guru Besar Universitas Yordania, Prof Abdulkader M Abed, para saintis Islam itu mengkaji tema-tema khusus, seperti mineral, batu-batuan, serta permata. Sayangnya, kebanyakan risalah itu banyak yang hilang dan tak eksis lagi. Berikut ini adalah para ilmuwan yang risalah pentingnya masih tersisa.
Yahya bin Masawaih (wafat 857 M) menulis permata dan kekayaannya.
Al Kindi (wafat 873 M) menulis tiga risalah. Salah satu karyanya yang terbaik berjudul Gems and The Likes.
Al Hasan bin Ahmad Al Hamdani (334 H) menulis tiga buku mengenai metode eksplorasi emas, perak, permata, dan bahan mineral lainnya.
Ikhwaan As Safa (pertengahan abad ke-4 H) menulis ensiklopedia yang berisi bagian-bagian minelar serta klasifikasinya.
Abu Ar Rayhan Mohammad bin Ahmad Al Biruni (wafat 1048 M) adalah ahli mineralogi terhebat sepanjang sejarah peradaban Islam. Selain menulis Book of Coordinates, dia juga menyusun buku berjudul Al Jamhir fi Ma'rifatil Al Jawahir yang mengupas cara mengenali permata. Buku itu dinilai sebagai kontribusi terbaik yang disumbangkan peradaban Islam bagi studi mineralogi.
Ahmad bin Yousef Al Tifashi menulis kitab Azhar Al Afkar fi Jawahir Al Ahjar yang berisi tentang cara mengenali batu-batu mulia.
Mohammad bin Ibrahim Ibnu Al Akfani (wafat 1348 M) menulis buku berjudul Nukhab Al Thakhair fi Ahwaal Al Jawahir. Buku tersebut mengupas karakteristik batu-batu mulia.