Senin 23 Sep 2019 21:41 WIB

Salimah Kudus dan ACT Gelar Humanity Parenting

Dalam pelaksanaan seminar, juga diselingi penggalangan dana untuk korban kabut asap.

Pimpinan Daerah (PD) Persaudaraan Muslimah (Salimah) Kabupaten Kudus menggelar acara Humanity Parenting, Mendidik Anak dengan Cinta dan Keteladanan di Kudus, Ahad (22/09).
Foto: Dok PD Salimah Kudus
Pimpinan Daerah (PD) Persaudaraan Muslimah (Salimah) Kabupaten Kudus menggelar acara Humanity Parenting, Mendidik Anak dengan Cinta dan Keteladanan di Kudus, Ahad (22/09).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Daerah (PD) Persaudaraan Muslimah (Salimah) Kabupaten Kudus menggelar acara Humanity Parenting, Mendidik Anak dengan Cinta dan Keteladanan di Kudus, Ahad (22/09). Acara yang dihadiri oleh lebih dari seratus orang ayah dan bunda ini mengambil tema Solusi Mendidik Keluarga di Era Milenial. 

Parenting bersama PD Salimah, Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kudus ini diadakan sebagai bentuk keprihatinan akan tingginya angka kemiskinan, penyalahgunaan narkotika, pergaulan bebas, miras dan putus sekolah yang menjadikan anak-anak generasi bangsa kehilangan arah.

Hadir bagai narasumber yaitu Bunda Darosy Endah Hyoscyamina, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro dan Pengisi Acara Rumahku Surgaku di TVRI Jawa Tengah. Bunda Darosy dan keluarga merupakan penggiat dan pengasuh berbagai komunitas peduli keluarga dan generasi Indonesia. Bunda Darosy menyampaikan berbagai problematika dan solusi yang dihadapi ayah dan bunda dalam mendidik anak di era milenial.

Menurutnya, Orang tua harus mampu bersaing dengan gawai dan berbagai keasyikan dunia di luar sana yang lebih menarik minat anak. Penanaman akhlakul karimah sejak dini, perhatian yang utuh dari orang tua dan keteladanan merupakan upaya yang harus ditempuh untuk membentuk generasi yang sholih dan sholihah.

Selain itu, sentuhan rasa kasih sayang dan cinta dari orang tua kepada anak juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan mereka akan kasih sayang agar anak-anak tidak mencarinya dari orang lain.

“Penyamaan visi dan misi orang tua dalam mendidik anak juga diperlukan untuk hasil pendidikan yang yang lebih optimal, di samping doa dari orang tua,“ ungkap Bunda Darosy.

Banyak ayah dan bunda yang terlalu dini memperkenalkan anak dengan gawai. Hal ini diperparah dengan kurangnya pengawasan terhadap penggunaannya. Padahal kita mengetahui bahwa anak akan meniru apa saja yang dilihat, didengar dan dialaminya, tidak peduli apakah itu baik atau buruk. Sehingga akhir-akhir ini muncul hal yang sangat disayangkan, yaitu tuntunan menjadi tontonan, dan sebaliknya, tontonan menjadi tuntunan.

Yuliana Dewi Rahmawati, S.T, M.Si, Ketua PD Salimah Kudus menyampaikan kegiatan ini ditujukan sebagai bentuk pencegahan berbagai permasalahan sosial yang muncul dalam masyarakat.

“Keluarga merupakan unsur utama pembentuk masyarakat. Apabila pendidikan keluarga baik maka akan baik pula masyarakatnya. Salimah Kudus menyambut baik tawaran kerja sama dengan pihak lain selama program tersebut sejalan dengan visi dan misi organisasi kami,” papar Yuliana.

Dalam acara ini terdapat sesi penggalangan dana untuk kemanusiaan oleh ACT Kudus. Giyanto, Head of Marketing and Communication ACT Jawa Tengah menjelaskan banyaknya permasalahan dan bencana yang sedang dialami bangsa Indonesia saat ini, mulai dari kemiskinan, kekeringan, kebakaran hutan hingga kabut asap.

"Alhamdulilah, dari sesi penggalangan dana terkumpul sebesar Rp 5.252.000,- dan siap disalurkan untuk saudara kita yang mengalami kemiskinan dan bencana kabut asap di Sumatera dan Kalimantan," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement