REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES — Aktor Joaquin Phoenix memutuskan keluar saat sesi wawancara berlangsung beberapa waktu lalu. Pemeran utama dalam Joker melakukan itu, saat ia tidak dapat menjawab pertanyaan salah seorang wartawan mengenai kekerasan di film tersebut.
Saat itu, seorang wartawan dari Telegraph bertanya mengenai kemungkinan adegan kekerasan yang digambarkan dalam film Joker akan menginspirasi orang-orang menjadi seperti itu. Adegan mungkin berpotensi menghasilkan kejadian tragis, seperti penembakan massal yang pernah terjadi di Denver, Colorado, Amerika Serikat (AS) di mana seorang pria menyerang orang-orang yang sedang mengantri tiket untuk menonton film Batman: The Dark Knight Rises.
Phoenix yang mendapat pertanyaan itu seketika terlihat bingung dan dengan tergagap justru bertanya kembali. Ia mengatakan “Mengapa? Tidak, tidak,” ujarnya sebelum akhirnya memutuskan pergi meninggalkan ruang wawancara.
Namun, Phoenix akhirnya kembali satu jam kemudian untuk menyelesaikan wawancara setelah negosiasi dengan agen Warner Bros. Saat itu, pria berusia 44 tahun ini menjelaskan bahwa dia pergi karena panik dan tidak pernah mempertimbangkan pertanyaan seperti itu sebelumnya.
Meski demikian,Phoenix tidak menawarkan jawaban atas pertanyaan itu selama sisa waktu wawancara. Peristiwa ini terungkap dalam sebuah artikel yang ditulis oleh kritikus film Collin Davis, yang dirilis pada 20 September lalu.
Joker merupakan film DC Comics terbaru yang akan dirilis pada 4 Oktober 2019. Berbeda dengan versi film Joker sebelumnya, karakter Joker dalam film ini sama sekali tidak diadatasi dari komik dan bercerita mengenai asal usul tokoh yang dikenal sebagai musuh utama Batman tersebut.
Phoenix berperan sebagai Arthur Fleck, seorang penyendiri yang tinggal bersama ibunya yang sakit-sakitan, hingga kemudian bertranformasi menjadi Joker yang menjalani kehidupan penuh dengan kejahatan dan kekacauan di Kota Gotham. Menurut Hollywood Reporter, ada dua adegan dalam film ini yang sangat mengerikan.
Salah satunya melibatkan Fleck yang digambarkan secara tiba-tiba menembak jatuh rekannya. Phoenix pernah membahas masalah kekerasan dalam film Joker pada sebuah wawancara dengan majalah SFX, di mana ia menyebutnya "sedikit lebih mendalam dan mentah."
"Anda selalu ingin itu terasa nyata, dan ingin sedikit kekerasan yang berdampak. Saat menjadi cerita fiksi di dunia fiksi, Anda selalu ingin itu terasa nyata. Segala sesuatu yang terjadi dalam film ini sejauh kekerasan berlangsung, Anda merasakannya,” ujar Phoenix dalam wawancara tersebut, dikutip dari Channel News Asia.