REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengkritik keputusan Presiden AS Donald Trump untuk membatalkan pembicaraan damai dengan Taliban di Afghanistan. Trump mengatakan tidak akan ada solusi militer untuk masalah di negara itu.
Khan mengatakan Trump seharusnya berkonsultasi dengan Pakistan sebelum dia membatalkan pembicaraan secara sepihak padahal kesepakatan damai itu akan ditandatangani. Karena itu, Khan mengaku akan bertemu Trump pada pertemuan Majelis Umum PBB pekan ini.
"Dan akan mencoba mengatakan kepadanya bahwa, lihat, tidak akan ada solusi militer. Selama 19 tahun, jika Anda belum berhasil, Anda tidak akan bisa berhasil 19 tahun lagi," tutur dia dilansir dari Anadolu Agency, Selasa (24/9).
Bagi Khan, Taliban bukan organisasi yang sama seperti pada 2001, meskipun ia memperoleh momentum setelah 2010. Banyak hal telah berubah, realitas telah berubah, dan ada banyak pelajaran yang dipetik.
"Taliban menyadari sekarang bahwa mereka tidak dapat mengendalikan seluruh Afghanistan. Pemerintah Afghanistan tahu harus ada semacam perjanjian damai. Harus ada penyelesaian politik. Ini sangat sulit tetapi itu satu-satunya cara," kata Khan.
"Rakyat Afghanistan telah menderita selama 40 tahun. Tidak manusiawi apa yang mereka alami," kata Khan seraya menambahkan bahwa dirinya antiperang dan tidak percaya perang bisa menyelesaikan masalah.
"Anda pergi untuk memecahkan satu masalah, Anda melahirkan lima lagi. Anda pergi untuk menghapus al-Qaeda, Anda membuat ISIS," kata Khan.