REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kericuhan mulai pecah di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, sejak pukul 16.15 WIB. Massa aksi merasa bahwa anggota dewan tak mampu mengabulkan tuntutan mereka.
Orator yang berada di atas mobil komando ingin agar Ketua DPR Bambang Soesatyo menemui mereka. Selain itu, massa aksi juga mengajak mantan aktivis '98, seperti Adian Napitupulu dan Desmond J Mahesa.
Massa ingin agar Bamsoet menemui mereka sebelum pukul 16.00 WIB. Namun, keinginan itu tak terkabulkan, karena politisi Partai Golkar itu sedang mengikuti rapat paripurna.
"Kami ingin pimpinan DPR, Pak Bamsoet datang ke sini mendengarkan aspirasi kita secara langsung," ujar seorang orator di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/9).
Sekitar pukul 16.15 WIB, massa marah akibat mereka tak diperbolehkan masuk ke dalam Gedung DPR. Selain itu, tidak adanya pimpinan DPR yang menemui mereka, membuat amarah massa semakin menjadi.
Puncaknya terjadi pada pukul 16.20 WIB, saat massa mulai berusaha merusak pagar Gedung DPR. Dan akhirnya, dua pagar berhasil dirubuhkan oleh massa.
Water cannon yang sudah sedari tadi dipersiapkan mulai dioperasikan. Air pun ditembakkan ke arah pagar yang rusak tersebut, agar massa tak merangsek masuk.
Namun, massa yang marah mulai melempari halaman Gedung DPR dengan batu dan botol ke arah polisi yang bertugas. Saat ini situasi dan kondisi masih berlangsung ricuh.
Polisi juga telah menembakan gas air mata ke arah massa. Namun, situasi tak kunjung kondusif. Justru, massa mulai mengamuk dengan melempari halaman Gedung DPR RI dengan batu dan botol. Saat ini, konsentrasi massa berpindah ke arah Palmerah.