Rabu 25 Sep 2019 06:30 WIB

Santri Nuu Waar Ikuti Pendidikan Kebangsaan di MPR

Materi yang diberikan 4 pilar kebangsaan, peran dan fungsi lembaga negara, dan UUD.

Red: Agung Sasongko
Buka puasa bersama santri nuu waar.
Foto: Dok AFKN
Buka puasa bersama santri nuu waar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 700 santri Pesantren Al Fatih Kaffah Nusantara (AFKN) mendatangi gedung MPR/DPR RI, Senin kemarin. Kedatangan para santri asal Papua dan Papua Barat ini guna mengikuti pendidikan kebangsaan bersama Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan.

Materi yang diberikan 4 pilar kebangsaan, peran dan fungsi lembaga negara, dan UUD 1945.  Dihadapan ratusan santri dan pengajar Ponpes Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN) Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengajak para santri mensyukuri kesempatan belajar di Pondok.

Saat ini, kata Ketua MPR masih banyak anak-anak usia sekolah yang tidak memiliki kesempatan untuk belajar dilembaga-lembaga pendidikan yang baik. Mereka terpaksa belajar di tempat yang kurang memadai, lantaran tidak memiliki laternatif yang lain.

“Maka sykurilah kesempatan belajar di AFKN, lembaga pendidikan yang baik, dengan guru-guru yang baik pula. Carilah ilmu sebanyak mungkin dan usahakan hafal Al Quran”, kata Zulkifli Hasan menambahkan.

Dibanding sekolah umum, kata Zulhasan belajar di pesantren memiliki dua kelebihan. Selain mendapat pelajaran umum, santri di pondok juga memperoleh pelajaran agama. Dengan kata lain, disamping pelajaran umum, para santri juga mendapat pelajaran karakter.

“Ilmu bisa mengantar orang meraih sukses. Tetapi, ilmu dan kepribadian yang tangguh akan menghasilkan manusia tangguh dan unggul. Itulah kelebihannya pendidikan di pondok pesantren, seperti di ponpes Al Fatih Kaaffah Nusantara”, kata Zulkifli.

Presiden AFKN, Ustaz Fadhlan Gharamatan mengatakan, salah satu program pesantren Nuu Waar adalah mengunjungi lembaga negara MPR/DPR. Kehadiran santri adalah penguatan kebangsaan Indonesia para santri.

"Apalagi pendidikan kebangsaan ini dilakukan langsung oleh ketua MPR. Ini akan memberikan motivasi kepada para santri akan jati diri mereka sebagai bagian dari keluarga besar NKRI," kata dia.

Dikatakan Ustaz, sudah menjadi tradisi, para santri AFKN ini mendapatkan pendidikan kebangsaan, Karena pendidikan kebangsaan bagian dari kurikulum pesantren.

"Teman-teman di TNI dan Polri rutin memberikan wawasan kebangsaan dalam berbagai bentuk materi seperti pelatihan dan lainnya," kata Ustaz.

Ustaz Fadhlan pun optimistis, pendidkan kebangsaan yang diberikan  akan membentuk karakter sekaligus menjadi modal bagi para santri untuk nantinya memberikan sumbangsih bagi pembangunan daerahnya masing-masing dan Indonesia.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَسِيْقَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِلٰى جَهَنَّمَ زُمَرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءُوْهَا فُتِحَتْ اَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَآ اَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِّنْكُمْ يَتْلُوْنَ عَلَيْكُمْ اٰيٰتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُوْنَكُمْ لِقَاۤءَ يَوْمِكُمْ هٰذَا ۗقَالُوْا بَلٰى وَلٰكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ
Orang-orang yang kafir digiring ke neraka Jahanam secara berombongan. Sehingga apabila mereka sampai kepadanya (neraka) pintu-pintunya dibukakan dan penjaga-penjaga berkata kepada mereka, “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul dari kalangan kamu yang membacakan ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan (dengan) harimu ini?” Mereka menjawab, “Benar, ada,” tetapi ketetapan azab pasti berlaku terhadap orang-orang kafir.

(QS. Az-Zumar ayat 71)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement