REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo meminta pemerintah daerah tetap fokus mencegah kebakaran di kawasan lahan gambut. Ia menilai upaya pencegahan sangat penting mengingat sulitnya memadamkan kebakaran di lahan gambut.
"Fokus mencegah terjadi lagi kebakaran sangat penting, karena bila lahan gambut terbakar maka sulit untuk dipadamkan," kata Kepala BNPB saat rapat koordinasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Palembang, Selasa (23/9).
Doni menjelaskan, ketika lahan gambut terbakar maka harus terus dibasahi. Inilah yang menjadi problem besar pada saat musim kemarau seperti saat ini.
Dia mencontohkan kejadian di Kalimantan Barat. Meski sudah dilakukan water bombing selama tujuh hari dengan tiga unit helikopter, namun kebakaran hutan dan lahan belum padam. Hal itu membuktikan bahwa pemadaman karhutla di lahan gambut sulit dipadamkan.
"Gambut itu kodratnya harus basah dan berair, ujar dia.
Menurut Doni, gambut terbakar sama dengan membakar batubara, memadamkannya susah. Ketika gambut terbakar, maka semua akan kewalahan.
"Oleh karena itu semua komponen masyarakat harus pahami ini sehingga sosialisasi penting," ujar dia.
Daerah, menurut Doni, harus lebih fokus terhadap lahan dan jangan sampai terbakar. Ia mengingatkan fakta bahwa Indonesia merupakan negara ketiga terbesar miliki gambut.
Di lain sisi, Doni mengungkapkan bahwa berbagai upaya modifikasi cuaca sudah dilakukan. Puluhan unit helikopter yang diturunkan. Untuk di Sumsel, jumlah unit terbanyak, yakni sembilan unit helikopter di mana tujuh untuk water bombing dan dua untuk patroli, dikerahkan.
Doni menyatakan, alokasi bantuan dari BNPB terbanyak untuk Sumsel. Dia mengatakan, Sumsel mendapat perhatian penuh dari pemerintah pusat.