REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada abad ke-14, desain hiasan binatang sangat digemari di dunia Islam. Tren desain hiasan ini ternyata juga mampu memengaruhi para seniman di Barat.
Lukisan berjudul ‘Saint Ludovic crowning Robert Angevin’ yang dibuat Simone Martini (1280 M-1344 M) pada 1317 M, adalah sebuah lukisan permadani dengan desain geometris dan gambar elang di bawah tahta. Jika dirunut, ternyata permadani dengan desain hiasan gambar binatang sudah menjadi tren di Kota Fustat, Mesir, sejak abad ke-9 M.
Ketika Kekhalifahan Turki Usmani berkuasa, penggunaan gambar, seperti binatang, mulai dilarang menghiasai permadani. Sehingga, hiasan permadani lebih menggunakan bentuk geometri abstrak.
Gaya ini menjadi ciri khas seni Kekhalifahan Usmani. Permadani Turki Usmani pun mulai mengenalkan desain hiasan dengan motif bergambar tumbuhtumbuhan. Di antara negara-negara yang ada di dunia Islam, permadani yang paling terkenal berasal dari Persia dan Turki.
Meski telah berkembang sejak abad ke-9 M, seni pembuatan permadani di dunia Islam mencapai ‘masa keemasannya’ pada awal abad ke-16 M. Ketika umat Islam telah mengenal dan menikmati hangat dan empuknya permadani, bangsa-bangsa di Barat belum mengetahui adanya permadani.
Bahkan, hingga abad ke-18 M sekalipun, baru sedikit orang Barat yang bisa menghadirkan permadani di rumah-rumah mereka. Padahal pada abad ke-10 M, masyarakat Islam di Spanyol Muslim telah melengkapi rumahnya dengan permadani.
Sejarah mencatat, sebagian kecil kalangan elite Barat sudah mulai mengenal permadani pada abad ke-14 M. Adalah saudagar dari Italia yang mengenalkan permadani buatan dunia Islam ke peradaban Eropa.
Permadani pun mulai ramai digunakan masyarakat Barat ketika Tentara Perang Salib membawa per madani Turki sebagai oleh-oleh ke seluruh Eropa. Sebagai komoditas andalan di dunia Islam, produk-produk Permadani— terutama dari Persia—mulai mengalir deras membanjiri Eropa ketika rute perdagangan dibuka pada abad ke-17 M.
Sejak itulah, permadani menjadi barang yang wajib mengisi dan menghias rumah-rumah di dunia Barat. Lagi-lagi, umat Islam di masa kekhalifahan telah mengenalkan orang Barat dengan peradaban yang tinggi. Selain berutang budi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, orang Barat pun ternyata banyak meniru seni yang berkembang di dunia Islam.