REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sukarno yang akrab disapa Bung Karno pernah bertemu Syekh Ahmad Sukarti. Namun, kondisi kesehatan Syekh Surkati di masa tuanya tidak begitu baik karena matanya telah buta akibat sakit.
Ketua Pusat Dokumentasi dan Kajian Al-Irsyad Al-Islamiyah, Abdullah Abubakar Batarfie, menceritakan, awalnya mata Syekh Surkati sakit dan diperiksa oleh dokter Belanda. Lalu, dokter Belanda itu merekomendasikan agar sebelah matanya yang sakit diangkat.
Akan tetapi, setelah diangkat, matanya masih sakit, kemudian dokter Belanda menyarankan agar matanya yang satu lagi juga diangkat. Hingga pada akhirnya kedua mata Syekh Surkati buta.
"Jadi, bukan buta karena sudah berusia tua, tapi buta karena sakit dan dibutakan," kata Abdullah.
Meski matanya sudah tidak bisa melihat, pikirannya tetap cerdas. Syekh Surkati mengandalkan juru tulis untuk menuliskan pemikirannya. Di masa-masa itu, Syekh Surkati bertemu Bung Karno yang belum menjadi Presiden Republik Indonesia.
Abdullah pun menggambarkan dialog Syekh Surkati dan Bung Karno. Bung Karno mengatakan, "Sayang ketika (saya) bertemu Anda (Syekh Surkati), kedua mata Anda telah buta dan tidak bisa melihat lagi.''
"Betul kedua mata saya telah buta tapi hati Anda telah terbuka sekarang, sekarang mengetahui mana yang hak dan mana yang batil, Anda berani menyatakan perlawanan kepada penjajahan," kata Abdullah menirukan jawaban Syekh Surkati kepada Bung Karno.
Setelah pertemuan itu, Bung Karno kerap ber temu Syekh Surkati sebelum ulama besar tersebut wafat pada 1943. Bung Karno pernah mengatakan bahwa Syekh Surkati ikut mempercepat upaya lahir nya kemerdekaan Indonesia.