REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Aktor Samuel L Jackson mencemooh Presiden AS Donald Trump yang mengklaim bahwa ia sepatutnya telah menerima Nobel Perdamaian. Jackson menganggap bahwa presiden di negaranya itu sama sekali tidak pantas mendapatkan Nobel Perdamaian, apalagi Trump belum lama ini disebut telah menabuh genderang perang.
"Hadiah Nobel Perdamaian ... Putz In Chief??? Bedebah itu baru saja mengancam akan memulai Perang !!!” ujar Jackson melalui akun jejaring sosial Twitter, Rabu (25/9).
Nobel Peace Prize...Putz In Chief???Muthafukkah just threatened to start a War!!! But, that was last week’s feels...ok!!
— Samuel L. Jackson (@SamuelLJackson) September 23, 2019
Bintang yang berperan sebagai Nick Fury dalam film-film garapan Marvel tersebut merujuk pada pernyataan Trump pekan lalu soal ancaman perang dengan Iran atas nama Arab Saudi. Trump menyampaikan ancaman itu jika Iran terbukti berada di balik serangan pesawat tak berawak terhadap fasilitas produksi minyak Arab Saudi.
Banyak orang yang kemudian setuju dengan Jackson. Secara satire, beberapa di antaranya mengatakan bahwa Nobel tidak cukup untuk Trump dan akan sangat baik bila ia disucikan oleh Vatikan. Satu pengguna Twitter lainnya mengatakan, berikan saja Nobel tersebut agar Trump kemudian pergi.
"Bisakah kita memberinya satu supaya dia pergi begitu saja? Sangat melelahkan,” tulis seorang pengguna Twitter.
Pengguna Twitter lainnya mengatakan bahwa Trump memiliki halusinasi berlebihan. Bahkan, ia bertanya-tanya mengapa pihak keluarga tidak berusaha membantunya yang setiap hari bersikap aneh sebagai seorang presiden AS.
“Perang siap pecah kapan saja di sekitar kita dan Anda bahkan tidak menyadari apa yang terjadi di dekat Anda,” ujar pengguna Twitter lainnya.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampaknya terus menginginkan pengakuan atas kinerjanya sebagai pemimpin negara adidaya itu. Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan beberapa waktu lalu, ia menyatakan bahwa seharusnya ia telah mendapat Nobel Perdamaian atas jasa-jasanya selama ini.
Berbicara di hadapan wartawan di kantor pusat Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York, Trump mengatakan siap menegosiasikan pembicaraan damai antara Pakistan dan India atas masalah Kashmir. Atas pernyataan itu, seorang jurnalis mengatakan bahwa jika demikian, maka pria berusia 73 tahun itu pasti pantas untuk menerima Nobel.
“Saya pikir saya akan mendapatkan Nobel untuk banyak hal, jika mereka memberikannya secara adil, tetapi mereka tidak demikian.” ujar Trump menanggapi perkataan jurnalis tersebut dilansir Ace Showbiz, Rabu (25/9).
Trump juga menyinggung mengenai Nobel yang diterima oleh mantan presiden AS Barack Obama pada 2009 atas upaya luar biasa memperkuat diplomasi internasional dan kerjasama antara banyak orang. Menurut miliarder itu, penghargaan diberikan segera setelah Obama menjadi pemimpin AS, bahkan saat pria keturunan Afrika tersebut tidak mengetahui mengapa ia bisa mendaptkannya.