REPUBLIKA.CO.ID, MIRPUR -- Pejabat pemerintah setempat melaporkan 24 orang meninggal dunia dan 450 orang lainnya mengalami luka dalam gempa bumi yang melanda wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan, Selasa (24/9). Pejabat menyatakan, penyelamatan para korban berjalan lancar dan kepanikan mulai mereda.
"Situasi perlahan kembali normal, tingkat kepanikan warga kini berkurang meskipun gempa susulan terasa di malam hari," kata Wakil Inspektur Jenderal Polisi Sardar Gulfaraz Khan, Rabu (25/9).
Gempa bumi dengan magnitudo 5,8 tersebut meratakan rumah-rumah, toko-toko serta membelah jalan di daerah antara kota Jhelum dan Mirpur di utara, yang merupakan bagian Pakistan dari wilayah Kashmir yang disengketakan. Sebagian besar kerusakan terjadi di desa-desa.
Di sana, rumah-rumah kuno ambrol karena gempa. Banyak warga dari daerah itu tidur di luar rumah semalam usai gempa. Beberapa dari pemilik rumah kembali ke rumah pada paginya untuk mengumpulkan barang-barang dan memeriksa kerusakan.
Pasukan dan responden darurat lainnya melakukan operasi penyelamatan sepanjang malam. Para petugas juga sudah memulai pekerjaan perbaikan di jalan utama yang rusak parah. Sebanyak tiga jembatan dilaporkan roboh.
Sebelumnya, militer Pakistan memperkirakan korban jiwa sebanyak 22 orang dan 160 lainnya cedera setelah gempa bumi. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan melalui akun Twitter-nya mencicitkan belasungkawa mendalam kepada keluarga para korban.
"Saya mengarahkan pemerintah untuk dengan cepat melakukan upaya bantuan dan menilai kerusakan," cicitnya.
Gempa terparah juga pernah terjadi di Kashmir Pakistan pada 2005. Gempa tersebut setidaknya menyebabkan 80 ribu orang meninggal dunia.
Wilayah Kashmir telah menjadi perdebatan panjang India dan Pakistan sejak kedua negara itu lepas dari kolonial Inggris di India pada 1947. Kasmir juga telah menjadi penyebab dua perang di antara mereka.