REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pemerintah Malaysia mulai mengevakuasi 46 orang mahasiswa yang menuntut ilmu di Provinsi Riau. Konsulat Malaysia di Pekanbaru menjemput puluhan mahasiswa tersebut dari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) pada Rabu (25/9) pagi menggunakan bus pariwisata.
Para mahasiswa langsung dibawa ke Bandara Pekanbaru, dan dipulangkan dengan pesawat Air Asia pukul 10.55 WIB tujuan Kuala Lumpur, Malaysia. Mayoritas mahasiswa tersebut adalah laki-laki. Mereka terlihat menggunakan masker karena kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih menyelimuti Kota Pekanbaru.
"Evakuasi dilakukan bertahap," kata Konsulat Malaysia di Pekanbaru, Wan Nurshima. Menurutnya, pemulangan tersebut merupakan keputasan dari Kerajaan Malaysia karena kondisi darurat pencemaran udara akibat karhutla.
Seorang mahasiswa Malaysia, Mohd Badiuzzaman (29) mengatakan, sempat sakit ketika asap karhutla sangat pekat menyelimuti Kota Pekanbaru pada tanggal 22 September. Ia mengatakan perkuliahan di kampus UIN Suska juga sudah diliburkan karena kondisi pencemaran asap yang berbahaya.
"Tenggorokan saya terasa sakit karena asap," ujar mahasiswa Fakultas Syariah di UIN Suska itu.
Seorang mahasiswa lainnya, Alya Najeeba, mengatakan akan berada di Malaysia selama satu minggu. Ia juga mengeluhkan sakit akibat asap di Pekanbaru.
"Sakit di dada, batuk-batu, sesak nafas," ujar mahasiswi yang sudah dua tahun berkuliah di UIN Suska itu.
Sebelumnya, dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri Malaysia, Selasa (24/9), Pemerintah Malaysia menyatakan akan melakukan proses evakuasi mahasiswa Malaysia dari kawasan-kawasan yang terkena dampak buruk bencana asap di Provinsi Riau dan Jambi, Indonesia. Proses evakuasi ini akan melibatkan mahasiswa Malaysia yang menuntut ilmu di daerah yang telah dinyatakan Darurat Pencemaran Udara oleh Pemerintah Republik Indonesia mulai 23 hingga 30 September 2019.