Rabu 25 Sep 2019 16:42 WIB

Mahasiswa Tegaskan Aksi 24 September tidak Ditunggangi

Perusakan sejumlah fasilitas umum pascaaksi dilakukan oleh oknum yang bukan mahasiswa

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Esthi Maharani
Perwakilan masyarakat sipil dan mahasiswa memberikan keterangan pascaaksi mahasiswa 24 September di Kantor LBH, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/9). Mahasiswa menegaskan aksi pada Selasa tersebut tidak ditunggangi oknum manapun.
Foto: Republika/Dian Erika Nugraheny
Perwakilan masyarakat sipil dan mahasiswa memberikan keterangan pascaaksi mahasiswa 24 September di Kantor LBH, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/9). Mahasiswa menegaskan aksi pada Selasa tersebut tidak ditunggangi oknum manapun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Perwakilan mahasiswa yang menggelar demonstrasi menolak UU KPK dan RKUHP pada 24 September menegaskan tidak ada pihak tertentu yang menunggangi aksi mereka. Mereka juga menegaskan perusakan sejumlah fasilitas umum pascaaksi dilakukan oleh oknum yang bukan mahasiswa. 

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia, Manik Margamahendra, mengatakan pihaknya menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada masyarakat umum. "Kami Sangat apresiasi dukungan publik dan masyarakat yang ada di sekitar lokasi. Yang secara sukarela menyediakan makanan dan minuman secara sukarela dan ikut mengamankan massa," ujar Manik saat jumpa pers di Kantor LBH, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/9).

Hal tersebut menandakan aksi mahasisea mendapat dukungan dari masyarakat luas. Mewakili rekan-rekannya, Manik menegaskan jika mahasiswa menyesalkan aksi massa yang membakar fasilitas publik pada Selasa (24/9) malam.  "Teman-teman mahasiswa menyesalkan aksi massa yang membakar fasilitas publik. (Massa) itu bukan bagian dari kami.  Dan kami yakini itu adalah bagian dari oknum. Kami steril dari oknum tersebut. Mereka tidak masuk dalam bagian kami soal tuntutan mahasiswa," lanjut Manik. 

Ketua BEM Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Fajar Adinugraha, mengatakan bahwa aksi mahasiswa pada Selasa bukan merupakan aksi yang ditunggangi pihak manapun. Menurut Fajar, aksi mereka merupakan tanggapan atas akumulasi permasalahan nasional yang tidak terselesaikan. 

"Aksi mahasiswa kemarin bukanlah aksi yang ditunggangi.  Aksi kami sudah berdasarkan kajian. Dan kemarin itu adalah akumulasi dari persoalan yang tidak terselesaikan. Ada hal2 yang tidakdiselesaikan oleh DPR dan pemerintah," tegas Fajar dalam kesempatan yang sama.

Sementara itu, perwakilan mahasiswa Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Rifky Andreansyah, mengungkapkan masih ada rekan-rekannya yang dirawat di rumah sakit. Selain itu, ada pula sejumlah mahasiswa yang ditahan di Mapolda Metro Jaya. 

Rifky mengkritisi tindakan polisi yang tidak sesuai dengan standar operasi prosedur pengamanan aksi massa.  "Kami di sini menegaskan bahwa pergerakan mahasiswa kemarin tidak ditunggangi. Pergerakan kemarin tidak hanya di Jakarta saja, tapi seluruh Indonesia bergerak secara bersamaan. Ini adalah gerakan yang luar biasa, " tegasnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement