REPUBLIKA.CO.ID, WAMENA -- Korban tewas akibat kericuhan dalam aksi demo di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada 23 September 2019, bertambah menjadi 30 orang. Data sebelumnya melaporkan, korban meninggal sebanyak 26 orang.
Gubernur Papua Lukas Enembe menyampaikan turut berdukacita. "Data terakhir ada 30 jenazah dan sebagian besar sudah dikirim ke Jayapura," katanya di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Rabu (25/9).
Lukas mengatakan, aksi anarki itu terjadi tiba-tiba tanpa diketahui pemerintah. Ia mengatakan, siswa-siswa pelaku anarkis dipaksa oleh kelompok tertentu.
"Kejadian tiba-tiba dan memaksa siswa-siswa, oleh kelompok yang kami tidak tahu dari mana, tetapi mereka memaksa anak-anak sekolah yang masih ulangan untuk melakukan aksi kriminal," katanya. Ia mengatakan, kelompok provokator membakar beberapa siswa yang menolak untuk bergabung dan melakukan aksi kriminal.
Suasana Kantor Bupati Jayawijaya yang dibakar massa di Wamena, Jayawijaya, Papua, Rabu (25/9/2019). (ANTARA)
Kapolres Jayawijaya AKBP Tonny Ananda Swadaya mengatakan tidak ada mayat pada penyisiran hari ke tiga. Kapolres mengatakan ada beberapa orang yang diamankan untuk mendalami aksi kriminal kemarin.
"Sementara kita pendalaman jadi saya belum publikasi. Nanti setelah jelas arahnya, siapa aktornya baru kita publikasi. Yang diamankan sementara tujuh orang," katanya.