REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno L.P. Marsudi telah melakukan tujuh pertemuan bilateral dalam rangkaian kegiatan menghadiri Sidang Majelis Umum PBB ke-74 di Markas Besar PBB di New York. Peranan perempuan, peningkatan hubungan ekonomi, hingga Palestina menjadi pembahasan utama Retno dengan lima negara.
Pertemuan bilateral di sela Sidang Majelis Umum Ke-74 PBB dihadiri oleh Menlu Rumania, Aljazair, Solomon Islands, Guatemala, Estonia, Presiden Majelis Umum PBB, serta Menlu Ceko. "Kerja sama ekonomi, pengarusutamaan isu perempuan serta isu Palestina di Dewan Keamanan PBB menjadi fokus pembicaraan saya dengan negara sahabat di hari kedua ini," ujar Retno dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (26/9).
Untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, kata Retno, Indonesia akan terus mendorong pembentukan instrumen perdagangan bilateral seperti Preferential Trade Agreement (PTA) serta mengajak kolaborasi pihak swasta dan BUMN. Sementara, dengan Aljazair, Indonesia mengusulkan agar kedua negara memiliki PTA.
"Saya juga sampaikan keinginan WIKA dan Pertamina memperluas business engagement di Aljazair," Retno menambahkan. Kehadiran Pertamina dan WIKA di Aljazair selama ini telah menuai banyak pujian dan menjadi contoh nyata keberhasilan BUMN Indonesia di luar negeri.
Selain itu, meskipun terletak jauh dari Indonesia, Menlu Retno menekankan pentingnya memulai inisiatif-inisiatif baru untuk mendorong interaksi ekonomi antara Indonesia dengan negara-negara sahabat di wilayah Eropa Tengah dan Timur dan Amerika Selatan dan Karibia saat bicara dengan Menlu Guatemala dan Ceko.
"Saya mengundang negara sahabat untuk hadir dalam forum busnis Amerika Latin dan Karibia serta forum bisnis negara-negara visegrad yang akan dilaksanakan di Jakarta," ujar Retno.
Dalam pertemuan dengan para Menlu, Retno secara khusus membahas mengenai kontribusi perempuan dalam perdamaian dan keamanan. "Sebagai sesama Menlu Perempuan dengan Rumania, saya menekankan pentingnya pengarusutamaan isu perempuan dalam kebijakan luar negeri dan di forum global seperti PBB," ujar Retno yang merupakan Menlu perempuan pertama di Indonesia.
Dalam pertemuan dengan Presiden Majelis Umum, Tijani Muhammad Bande, Retno menekankan kembali dukungan Indonesia terhadap program-program Majelis Umum PBB. Indonesia mendukung program dan prioritas Presiden SMU PBB yang baru khususnya dalam memperkuat nilai-nilai multilateralisme yang saat ini sedang menghadapi tantangan besar.
Isu Palestina juga tak luput dari pembahasan keduanya. Retno secara khusus juga membahas mengenai perkembangan isu Palestina di PBB. "Sebab isu ini isu prioritas bagi Indonesia," katanya.
Sebelumnya, selama menjabat Presidensi Dewan Keamanan PBB pada bulan Mei yang lalu, Indonesia telah menyoroti perluasan pemukiman ilegal di wilayah pendudukan Palestina.