Kamis 26 Sep 2019 15:43 WIB

Tokoh Lintas Agama Apresiasi Gerakan Mahasiswa

Aksi mahasiswa diharapkan terhindar dari kepentingan kelompok tertentu

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh agama di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (26/9).
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh agama di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah tokoh lintas agama mengapresiasi aksi mahasiswa yang digelar beberapa hari ini untuk menolak sejumlah revisi UU yang bermasalah. Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini menyebut, mahasiswa sebagai agen perubahan harus mampu memperjuangkan hak-hak dan kepentingan masyarakat. Namun, ia berharap aksi mahasiswa dalam menyampaikan aspirasinya itu dapat terhindar dari kepentingan kelompok-kelompok tertentu.

"Mereka sebagai agent of change, sebagai agen perubahan yang kita harapkan kemurnian dari gerakan ini tentu akan terus dapat diperjuangkan," ujar Helmy.

Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman juga mengapresiasi aksi demonstrasi para mahasiswa yang menyampaikan aspirasinya terkait revisi undang-undang. Kendati demikian, ia mengingatkan agar mahasiswa mampu menjunjung tinggi etika dalam menyampaikan aspirasinya.

"Oleh karena itu, gerakan yang murni ini harus dijaga agar jangan sampai kemudian terjadi cara-cara yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa yang kita cintai," kata Agus.

Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Henriette Tabita Lebang menambahkan, aspirasi para mahasiswa dapat disampaikan melalui dialog dengan pemerintah. Menurut dia, mahasiswa harus mampu menyampaikan tuntutan dan aspirasinya dengan cara berkomunikasi yang baik.

"Yang kami garis bawahi tadi adalah pentingnya dialog yang ditempatkan dalam bingkai NKRI. Kepentingan bangsa yang perlu kita utamakan," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement