REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Solo menggelar simulasi penanganan bencana kebakaran, di Gedung B RS PKU Muhammadiyah Solo, Kamis (26/9). Simulasi tersebut melibatkan seluruh unit rumah sakit, serta bekerja sama dengan instansi eksternal.
Ketua panitia simulasi penanganan kebakaran 2019 di RS PKU Muhamamdiyah Solo, Din Kalbu Adi, menjelaskan, simulasi tersebut menjadi agenda tahunan rutin yang dilaksanakan RS PKU Solo. RS PKU Solo merupakan rumah sakit yang dicanangkan sebagai rumah sakit aman bencana.
"Sebagai institusi kesehatan, apabila terjadi bencana kami sudah siap melakukan penanganan. Salah satu kesiapan itu kami melakukan latihan simulasi bencana. Simulasi rutin setiap tahun untuk menguji persiapan dari sisi personel atau SDM dan sisi sarana prasarana," kata dia, kepada wartawan di sela-sela simulasi.
Dari sisi personel, RS PKU Solo mempunyai tim Hospital Disaster Plan (HDP), yang dibekali kemampuan water rescue, vertical rescue dan jungle rescue. Khusus simulasi tersebut, tim HDP menggunakan keahlian vertical rescue dengan melakukan evakuasi korban dari lantai VIII rumah sakit.
Kemudian, dari sisi sarana prasarana, RS PKU Solo memiliki alat pemadam api ringan (APAR), Hydrant, sprinkle fire, smoke detector, serta alamr kebakaran yang diuji dalam proses simulasi tersebut. Selain unit rumah sakit, sejumlah instansi eksternal juga dilibatkan dalam simulasi tersebut, di antaranya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, TNI, Polri, Dinas Perhubungan, Dinas Pemadam Kebakaran, PLN, PDAM dan Dinas Kesehatan. Tujuannya, supaya penanganan kebakaran di RS PKU Solo lebih komprehensif dan terkoordinasi.
Dalam simulasi tersebut, panitia membuat skenario jalannya simulasi. Skenario dimulai dari munculnya titik api di lantai IV, kemudian dipadamkan menggunakan sarana prasarana milik rumah sa
kit sambil menunggu bantuan dari Dinas Pemadam Kebakaran dan instansi lainnya. Tak berselang lama, mobil dari PDAM dan Dinas Pemadam Kebakaran datang. Api langsung bisa dipadamkan. Selanjutnya, dilakukan evakuasi pasien menggunakan tangga darurat. Sebagian pasien mengalami luka dan dievakuasi menggunakan tandu. Kemudian, dilakukan evakuasi pasien yang berada di lantai V, VI dan VII. Mereka dinaikkan ke lantai VIII kemudian dievakuasi menggunakan teknik vertical rescue oleh tim HDP.
Menurut Din, skenario tersebut dibuat karena ingin menguji seluruh potensi yang ada di rumah sakit. Salah satunya, kesiapan tim HDP yang melakukan vertical rescue. Total tim HDP di RS PKU Solo mencapai 30 personel yang sudah diberikan pelatihan. Anggota tim HDP merupakan karyawan RS PKU Solo, dari bidang medis maupun nonmedis, seperti dokter, perawat, tenaga gizi, fisioterapi, dan lain sebagainya.
"Kesimpulannya dari simulasi ini rumah sakit mengindikasikan sudah siap kalau misal terjadi bencana kebakaran, dibuktikan dari proses penanganan pertama dari awal titik api, pemadaman api, kemudian sampai kepada proses evakuasi dan koordinasi dengan pihak luar," ucap dia.