REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) akan menyelenggarakan Annual International Conference On Islamic Stuides (AICIS) 2019 di Jakarta pada 1-4 Oktober 2019. AICIS bertema 'Digital Islam, Education and Youth: Changing Landscape of Indonesian Islam' akan dihadiri 1.700 sarjana Muslim dari berbagai negara.
Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kemenag Arskal Salim mengatakan, AICIS adalah konferensi akademis yang biasa dilakukan perguruan tinggi dan komunitas profesi keilmuan. AICIS yang diselenggarakan sejak 19 tahun yang lalu ini bertujuan untuk mengumpulkan para sarjana pengkaji Islam dari berbagai belahan dunia.
"Para sarjana pengkaji Islam itu dikumpulkan di Indonesia untuk menyampaikan pandangan-pandangannya tentang bagaimana Islam di kancah global," kata Arskal saat diwawancarai Republika.co.id di Kantor Kemenag, Kamis (26/9).
Para sarjana Muslim akan mengkaji perkembangan zaman dan umat Islam yang memasuki era revolusi industri 4.0. Di era digital ini proses pembelajaran tidak lagi tatap muka secara langsung dengan guru-guru.
Sekarang sebagian umat cenderung belajar lewat dunia maya seperti lewat Youtube, Facebook, Whatsapp dan yang lainnya. Sehingga kondisi seperti ini mengubah pola pemahaman keislaman yang ada di Indonesia.
"Jadi sekitar 1.700 sarjana Muslim dari dalam negeri dan luar negeri dari kalangan doktor dan mahasiswa pascasarjana akan menyampaikan hasil-hasil penelitian mereka dan kajian-kajian mereka pada AICIS 2019," ujarnya.
Arskal juga menjelaskan tentang tema 'Digital Islam, Education and Youth: Changing Landscape of Indonesian Islam'. Ia mengatakan, tema tersebut diangkat karena ingin tahu bagaimana Islam hadir di era digital. Juga ingin mengetahui peran dan keinginan generasi milenial di era digital ini. Sebab di era digital Islam hadir dalam bentuk digital sebab sebagian umat Islam tidak lagi membaca teks seperti orang-orang terdahulu.
Maka AICIS akan menyusun rekomendasi yang praktis, empiris, teoritis dan konseptual. Rekomendasi tersebut bentuknya sebuah kajian akademik atau hasil penelitian. "Maka kontribusinya lebih pada melihat pemahaman yang menyeluruh bagaimana sebenarnya Islam di era digital dan pengaruhnya bagi perkembangan pendidikan nasional dan bagi masyarakat khususnya para pemuda," jelasnya.
Arskal mengatakan, dunia ini akan terus mengalami perubahan. Salah satunya perubahan sosial yang tidak mudah diprediksi. Sebelumnya pun tidak mengira generasi milenial di era digital memiliki cara belajar yang berbeda dari generasi terdahulu.
"Mereka ada yang beragama dengan sangat serius, tetapi ternyata ada juga yang santai. Inilah anak-anak milenial dan kita ingin memahami bagaimana kemauan mereka dalam menyikapi keberagamaan itu," ujarnya.
Kemenag menyampaikan, tema-tema yang akan dibahas di AICIS 2019 di antaranya Religion and Philosophy in the Post-truth Age, Response to the Era of Disruption, Making and Consuming Islam Online: The Reconfiguration of a Discursive Tradition, dan Islam in the Digital Age Islamic Philoshopy for Millennials. Sebanyak 450 paper terkait tema-tema itu akan dibahas dalam diskusi tingkat tinggi dalam AICIS 2019.