REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – Iran menantang negara-negara yang menudingnya sebagai dalang atas serangan terhadap fasilitas minyak Saudi Aramco. Teheran meminta mereka menyajikan bukti terkait tuduhan tersebut.
“Mereka yang membuat tuduhan harus memberikan bukti yang diperlukan. Apa bukti kalian?” kata Presiden Iran Hassan Rouhani kepada awak media di markas PBB di New York, Amerika Serikat (AS), Kamis (26/9), dikutip laman Aljazirah.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membela Iran dari tudingan yang menyebutnya bertanggung jawab atas serangan terhadap fasilitas minyak Saudi Aramco. "Saya tidak berpikir itu akan menjadi hal yang benar untuk menyalahkan Iran (atas serangan terhadap Aramco)," kata Erdogan dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Rabu (25/9).
Dia mengatakan bahwa pesawat nirawak yang dikerahkan untuk menyerang fasilitas Aramco datang dari beberapa bagian Yaman. "Jika kita hanya menempatkan seluruh beban pada Iran, itu tidak akan menjadi cara yang tepat untuk pergi. Karena bukti yang tersedia tidak selalu menunjukkan fakta itu," ujarnya.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper diketahui telah menuduh Iran sebagai aktor yang bertanggung jawab atas serangan terhadap fasilitas minyak Saudi Aramco. "Sepekan terakhir, saya telah berbicara dengan setiap rekan saya dari Inggris, Prancis, dan Jerman tentang Iran. Kesimpulannya jelas, Iran bertanggung jawab atas serangan luar biasa kepada Arab Saudi," kata Esper pada Rabu lalu.
Sebelumnya Inggris, Prancis, dan Jerman memang serempak menyebut Iran sebagai dalang di balik aksi penyerangan fasilitas Aramco. "Jelas bagi kami bahwa Iran bertanggung jawab atas serangan ini. Tidak ada penjelasan masuk akal lainnya. Kami mendukung penyelidikan yang sedang berlangsung untuk menetapkan perincian lebih lanjut," kata ketiga negara dalam sebuah pernyataan bersama.
Kelompok pemberontak Houthi Yaman sebenarnya telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap fasilitas Aramco pada 14 September lalu. Namun AS dan Inggris meragukan klaim tersebut. Hal itu mengingat skala, kecanggihan, dan jangkauan serangan.