REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Kiprah Marco Giampaolo sebagai pelatih AC Milan langsung mendapatkan sorotan tajam pasca-dua kekalahanan beruntun yang dialami I Rossoneri. Setelah dibekuk Inter Milan, 0-2, di laga Derby della Madoninna, akhir pekan lalu, Milan kembali menelan kekalahan kala ditumbangkan Torino, 1-2, tengah pekan ini.
Dari lima laga yang telah dilakoni di pentas Serie A Italia musim ini, Milan menelan dua kemenangan dan tiga kekalahan, termasuk kegagalan memetik poin penuh di dua laga terakhir. Hanya bisa memetik enam poin dari lima laga, Milan pun terpuruk di peringkat ke-11 klasemen sementara Serie A.
Desakan buat Giampaolo untuk meletakkan jabatan sebagai pelatih Milan pun mulai mengemuka. Bahkan, pasca-kekalahan dari Torino, #GiampaoloOut sempat menempati 10 besar trending topic di sejumlah platform media sosial. Padahal, eks pelatih Sampdoria itu didatangkan pada awal musim ini untuk bisa mengangkat performa I Rossoneri.
Mantan bek tengah Milan itu bahkan menilai, kiprah Giampaolo pada awal musim ini tidak jauh berbeda saat salah satu pelatih legendaris AC Milan, Arrigo Sacchi, mengawali kiprah di Milan. Pada awal dekade 1990-an, Sacchi dianggap sebagai sosok kunci dalam keberhasilan Milan meraih dua titel Liga Champions dan menjadikan I Rossoneri sebagai salah satu klub terbaik di dunia.
''Saya ingat, dulu saat Sacchi pertama kali melatih Milan, kami juga menghadapi masalah yang sama. Dia memiliki ide yang benar-benar berbeda dan sempat mengalami kesulitan mendapatkan hasil maksimal di beberapa laga awal. Namun, begitu kami mendapatkan kemenangan, semua kesuksesan bergulir begitu saja,'' jelas Maldini.