REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi meminta Dewan Keamanan (DK) PBB bekerja sama dengan organisasi regional dalam memerangi terorisme global. Menurutnya, gerakan terorisme global selalu menemukan cara dan bentuk baru untuk mengancam dunia.
“Kerja sama antara PBB dan organisasi regional sangat penting untuk mencegah, memberantas, dan melindungi masyarakat kita dari ancaman terorisme, baik di masa kini maupun masa mendatang,” kata Retno saat menghadiri Debat Tingkat Menteri DK PBB yang mengusung tema “Kerja Sama PBB dan Organisasi Regional Guna Mendukung Perdamaian serta Keamanan dalam Pemberantasan Terorisme”, seperti dilaporkan laman resmi Kemenlu, Jumat (27/9).
Ada tiga hal yang ditekankan Retno dalam pertemuan tersebut. Pertama, pentingnya penguatan upaya pencegahan penyebaran ideologi terorisme pada tingkat nasional. Kedua, penguatan mekanisme regional dan sub-regional yang tepat dalam penanggulangan terorisme. Ketiga, sinergi strategi penanggulangan terorisme pada tingkat global, sub-regional, regional, dan nasional.
Pada kesempatan itu, Retno pun membagikan pengalaman penanggulangan terorisme di tingkat nasional dan kawasan Asia Tenggara. “Indonesia bersama Malaysia dan Filipina telah mengembangkan mekanisme kerja sama trilateral untuk mengatasi ancaman kelompok teroris di Laut Sulu,” ucapnya.
Dia mengingatkan tidak ada satu pun kawasan yang kebal dari ancaman terorisme. “Dengan demikian, kerja sama global merupakan satu-satunya upaya nyata untuk melawan ancaman terorisme,” ujar Retno.
Debat Tingkat Menteri DK PBB merupakan salah satu kegiatan utama Presidensi Rusia di DK PBB pada September 2019. Pertemuan dipimpin Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan dihadiri sejumlah menteri dan pejabat tinggi negara anggota DK PBB.