REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang bayi dinamai Amdes, akronim dari Ahmad Deswanto. Ibu sang bayi yang bernama Paini (27 tahun) melahirkan anaknya di mobil Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes), Kabupaten Lebak, Banten.
“Pada Rabu (25/9), ibu Paini melahirkan di dalam AMMDes sebelum mencapai puskesmas kecamatan. Alhamdulillah, si ibu dan bayi selamat,” ungkap Anggota Dewan Penasehat US Agency for International Development (USAID), Irwan Julianto, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (27/9).
Menurut Irwan, AMMDes yang ditumpangi Paini merupakan kendaraan yang menjadi pengumpan (feeder) dalam proyek percontohan. Kendaraan itu menjadi alat mobilitas warga Lebak yang membutuhkan bantuan medis di perdesaan karena terdapat belasan desa dengan akses jalan buruk dan berbatu-batu sehingga sulit dijangkau ambulans konvensional.
“Selama ini, ibu yang sedang hamil tua biasanya ditandu untuk menuju ke fasilitas kesehatan. Dengan AMMDes ambulance feeder itu, ibu hamil tua dapat diantar ke puskesmas kecamatan atau rumah sakit kabupaten,” katanya.
Berdasarkan laporan medis, lanjut Irwan, bayi yang lahir pada pukul 12.11 WIB itu punya bobot 3,2 kg dan tinggi 47 cm.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika merasa terharu mobil besutan pemerintah itu menunjukkan fungsinya untuk masyarakat perdesaan.
“Pengembangan AMMDes ambulance feeder itu memang bertujuan membantu masyarakat pedesaan sebagai pelayanan transportasi kesehatan. Semoga kendaraan itu juga bisa dimanfaatkan di daerah-daerah lainnya,” kata Putu di Jakarta, Jumat.
Kemenperin bersama Pemerintah Kabupaten Lebak, USAID Jalin, PT Samudera Marine Indonesia, PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia dan PT Kreasi Mandiri Wintor Distributor telah menandatangani kerja sama untuk program “Pilot Project Peningkatan Pelayanan Transportasi Rujukan Kesehatan melalui pemanfaatan AMMDes Pengumpan Ambulans” di Lebak, Banten.
“Program proyek percontohan (pilot project) itu sebagai wujud nyata untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui program Jemput Antar Ibu Hamil dan Bersalin Bermasalah (Jamilah) yang diperkenalkan sejak 2017,” ujar Putu.
Putu melanjutkan, “Kami terus mengajak semua pemangku kepentingan agar dapat berkontribusi aktif dan berkomitmen mendukung perluasan pemanfaatan dan pengembangan implementasi AMMDes dalam meningkatkan kegiatan usaha atau produktivitas serta meningkatkan pelayanan masyarakat desa."
Putu optimistis, pemanfaatan AMMDes kendaraan ambulan pengumpan itu mampu mengurangi angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Lebak menyusul jalan-jalan desa yang minim infrastruktur dan topografi yang berbukit sehingga sulit dijangkau oleh kendaraan umum.
“AMMDes dilengkapi deferential lock dengan ban yang bisa disesuaikan dengan medan jalannya, sehingga tidak selip untuk menempuh medan ekstrim dan infarstruktur minim,” ujarnya.