Jumat 27 Sep 2019 17:40 WIB

Demokrat Serukan Banyak Orang Bersaksi atas Skandal Trump

Penyelidikan pemakzulan diumumkan oleh Ketua House of Representative Nancy Pelosi.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Presiden AS Donald Trump saat konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di KTT G-7 di Biarritz, Prancis, Senin (26/8).
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Presiden AS Donald Trump saat konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di KTT G-7 di Biarritz, Prancis, Senin (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Politikus Partai Demokrat Amerika Serikat (AS) mendesak siapa pun yang memiliki informasi mengenai perbincangan Presiden Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk memberitahunya, Jumat (27/9). Saat ini, penyelidikan pemakzulan terhadap Trump sedang dilakukan.

Dalam laporan itu, Trump tidak hanya melakukan penyalahgunaan jabatannya untuk meminta Ukraina dalam pemilihan presiden AS 2020, tetapi juga disebutkan Gedung Putih berusaha mengunci bukti mengenai hal itu.

Baca Juga

Penyelidikan pemakzulan diumumkan oleh Ketua House of Representative Nancy Pelosi setelah beredarnya informasi yang mengatakan saat itu Trump meminta Zelensky menyelidiki kandidat calon presiden AS 2020 Joe Biden dan anaknya Hunter Biden. Hunter Biden diketahui bekerja di perusahaan gas Ukraina selama beberapa tahun. Sebelumnya, Trump mengatakan adanya kesalahan yang dilakukan rival politiknya tersebut meski tidak menawarkan bukti untuk mendukung klaim tersebut.

Adam Schiff sebagai kepala Komite Intelijen Kongres AS sekaligus politikus Demokrat meminta agar lebih banyak orang yang terbuka melaporkan informasi terkait masalah Trump. Ia berharap akan banyak saksi yang bekerja sama meski khawatir mereka berada dalam ancaman bahaya karenanya.