Sabtu 28 Sep 2019 01:24 WIB

Hari Ini, Alumni 212 Gelar Aksi di Depan Istana

Alumni 212 mengaku bersama arus besar perubahan mahasiswa dan pelajar STM

Rep: Dian Erika Nugraheny / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah massa aksi yang tergabung dalam Persaudaraan alumni 212 atau PA 212 melakukan aksi damai di depan gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta Pusat, Jum’at (10/5).
Foto: Fakhri Hermansyah
Sejumlah massa aksi yang tergabung dalam Persaudaraan alumni 212 atau PA 212 melakukan aksi damai di depan gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta Pusat, Jum’at (10/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alumni 212 akan menggelar aksi di depan Istana Merdeka, Sabtu (28/9). Aksi digelar sebagai respons atas kondisi ketidakadilan yang diterima sejumlah elemen masyarakat akhir-akhir ini.  

Ketua panitia aksi, ustadz Edy Mulyadi, mengatakan aksi akan digelar mulai pukul 08.00 WIB.  Titik kumpul aksi di Bundaran HI dan akan bergerak menuju istana. 

Baca Juga

"Kami ingin menegaskan, bahwa umat Islam bersama arus besar perubahan yang digelorakan mahasiswa dan para pelajar STM.  Kami ingin memberikan kontribusi maksimal untuk perubahan Indonesia manjadi lebih baik," ujar Ustadz Edy dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Jumat (27/9). 

Sedianya, aksi para alumni 212 ini akan digelar dalam bentuk parade tauhid dengan mengambil rute kawasan Senayan hingga Monas. Namun, pada akhirnya format dan lokasi aksi diubah.  

Ustadz Edy menjelaskan, hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan perubahan tersebut antara lain, pertama, aksi mahasiswa masih dihadapi oleh aparat dengan sikap represif hingga menimbulkan korban luka, hilang, bahkan ada yang meninggal dunia. 

Kedua, munculnya aksi para pelajar sebagai sebuah fenomena yang sebelumnya tidak pernah terjadi dalam ekskalasi politik di negeri ini. Aksi yang berlangsung spontan dan tanpa komando yang jelas ini pun berakhir ricuh dan diamankannya ratusan pelajar oleh pihak aparat.

Ketiga, kerusuhan di Wamena, Papua, dengan korban puluhan jiwa dan eksodus warga pendatang keluar dari wilayah tersebut. Keempat, bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang tidak tertangani dengan cepat dan tepat oleh Pemerintah, telah menyebabkan ratusan ribu warga terkena pekatnya asap dan menderita sakit infeksi pernapasan (Ispa). Bencana asap juga telah merenggut korban jiwa. 

"Berbagai kondisi ini menunjukkan negeri kita tidak dalam keadaan baik-baik saja. Ada yang salah dalam mengelola dan mengurus negara yang kita cintai ini. Singkat kata, pemerintah telah gagal," lanjut Ustadz Edy. 

Selanjutnya, panitia aksi mengajak umat Islam dan seluruh anak bangsa baik mahasiswa, pelajar, ormas Islam dan emak-emak militan serta seluruh umat Islam untuk hadir dan bergabung bersama untuk menyuarakan ketidakadilan dan menegakkan kebenaran di negeri ini. "Dengan semangat mujahid 212 mari kita kembali bersama-sama lakukan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik. Aksi Mujahid 212 untuk selamatkan NKRI," tambah Ustadz Edy. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement