REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Kepolisian Los Angeles memastikan akan meningkatkan keamanan kota dan di sekitar bioskop saat penyangan film Joker pada pekan depan. Hal itu dilakukan karena munculnya keresahan di benak publik merujuk ke penembakan saat pemutaran film Batman pada 2012 lalu.
Polisi Los Angeles, dalam keterangan resminya, menyebut belum ada potensi ancaman yang terdeteksi. Tetapi sejumlah penembakan yang juga terjadi pada musim panas ini akan menbuat polisi meningkatkan kewaspadaan.
"Departemen Kepolisian Los Angeles sadar akan keprihatinan publik dan signifikansi historis yang terkait dengan pemutaran perdana Joker. Meskipun tidak ada ancaman yang dapat dipercaya di daerah Los Angeles, departemen akan mempertahankan visibilitas tinggi di sekitar bioskop ketika penayangan," tulis pernyataan resmi polisi sebagaimana dikutip The Hollywood Reporter, Sabtu (28/9).
Pihak kepolisian meminta agar warga Los Angeles untuk tetap menikmati akhir pekan dengan menonton Joker. Tetapi, warga juga diminta agar tetap waspada dengan lingkungan sekitar.
Kerisauan publik kembali muncul setelah warga korban penembakan saat pemutaran film Batman mengirimkan surat terbuka kepada Warner Bros. Mereka menyampaikan keprihatinan terkait tokoh Joker yang memicu kekerasan pada dunia nyata seperti terjadi pada 2012 lalu.
Peristiwa tersebut terjadi pada 20 Juli 2012. Seorang pria bersenjata menewaskan 12 orang dan melukai 70 orang selama pemutaran tengah malam The Dark Knight Rises di Aurora, Colorado. Sedangkan untuk pekan depan, film Joker tidak akan ditayangkan di Aurora.
Surat terbuka itu juga menyebut, kekerasan yang ditampilkan karakter Joker akan menginspirasi banyak orang melakukan kejahatan. Sementara itu Warner Bros menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki niat untuk menginspirasi orang-orang melakukan kejahatan. "Baik karakter fiksi Joker maupun film Joker tidak mendukung kekerasan dunia di nyata dalam bentuk apa pun."