REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG— Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Nusa Tenggara Timur mengajak berbagai elemen warga di provinsi ini untuk tetap menjaga perdamaian di tengah kondisi politik di Tanah Air yang sedang bergejolak.
"Mari kita sekalian tetap hidup bersama dalam perdamaian, karena NTT merupakan nusa terindah tolerasinya," kata Ketua MUI Provinsi NTT, Abdul Kadir Makarim, di Kupang, Sabtu (28/9).
Menanggapi situasi politik di Tanah Air akhir-akhir ini yang diwarnai dengan aksi unjuk rasa dari berbagai pihak di berbagai daerah, Makarim mengatakan, reaksi pro dan kontra di kalangan masyarakat terkait kondisi politik di Tanah Air saat ini merupakan hal yang biasa dalam kehidupan demokrasi.
Namun, lanjutnya, perbedaan tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk merongrong atau menjatuhkan pemerintahan yang sah yang telah dipilih oleh rakyat Indonesia.
Menurutnya, sudah ada mekanisme aturan yang disiapkan negara yang bisa dimanfaatkan berbagai pihak untuk menyampaikan aspirasi dan menyelesaikan berbagai perbedaan yang ada.
"Karena itu, masyarakat atau umat tidak boleh terprovokasi dengan kericuhan di daerah lain apalagi kita di NTT yang sudah terkenal dengan toleransi yang tinggi," katanya.
Makarim menyakini, umat Islam di provinsi ini pasti tetap mendukung Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Pemimpin yang terpilih saat ini, lanjutnya, sudah merupakan hasil kesepakatan kita bersama sebagian besar rakyat Indonesia melalui proses pemilihan yang sah.
"Untuk itu kita juga perlu waspada adanya kepentingan lain yang mengkhianati hasil kesepakatan bersama ini dan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," katanya.