Sabtu 28 Sep 2019 12:30 WIB

Percepat Ekspor Produk Olahan Kakao, Kementan Berikan Ini

Barantan lakukan inovasi agar ada percepatan proses ekspor produk pertanian.

Red: Budi Raharjo
Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tanjung Priok melepas 197,5 ton ekspor produk olahan kakao berupa bubuk dan cacao butter tujuan USA, Brazil dan Pakistan senilai Rp 9,57 miliar.
Foto: Humas Kementan
Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tanjung Priok melepas 197,5 ton ekspor produk olahan kakao berupa bubuk dan cacao butter tujuan USA, Brazil dan Pakistan senilai Rp 9,57 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tanjung Priok melepas 197,5 ton ekspor produk olahan kakao berupa bubuk dan cacao butter tujuan USA, Brazil dan Pakistan senilai Rp 9,57 miliar. Indonesia merupakan negara penghasil kakao ke tiga terbesar di dunia, setelah pantai gading dan Ghana.

Dengan kapasitas produksi biji kakao yang besar, tentunya menjadikan industri pengolahan kakao menjadi sangat potensial untuk dikembangkan di Tanah Air. "Kami sangat mendukung tumbuhnya industri kakao Indonesia, kita harus naik kelas, yang kita ekspor tidak lagi hanya biji kakao mentah, namun harus berupa olahannya," ujar Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian (26/9).

Berdasarkan data dari sistem IQFAST di Karantina Pertanian Tanjung Priok selama bulan September 2019 ekspor produk olahan kakao (kakao bubuk, kakao pasta, cocoa butter) mencapai 880,5 ton senilai 38 miliar. Jamil menjelaskan salah satu contoh dukungan yang diberikan Barantan dalam mendorong akselerasi ekspor produk olahan kakao Indonesia adalah eksportir produk olahan kakao PT BT Cacao telah mendapatkan fasilitas Inline Inspection.

Inline Inspection adalah fasilitas yang diberikan Barantan kepada perusahaan yang alur produksinya telah memenuhi standar pemeriksaan karantina sehingga petugas karantina tidak perlu lagi melakukan pemeriksaan fisik setiap waktu pengiriman ekspor. Akan tetapi petugas karantina hanya memonitoring proses alur produksi secara berkala di gudang milik perusahaan eksportir.