REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- India memberlakukan kembali blokade di beberapa bagian wilayah Jammu dan Kashmir pada Sabtu (28/9) waktu setempat. Hal itu menyusul gelombang protes di ibu kota Jammu dan Kashmir, seperti tuntutan pemimpin Pakistan yang mengecam tindakan keras India di wilayah itu dalam pidatonya di depan PBB.
Seorang pejabat sebagaimana dikutip dari Anadolu Agency, Ahad (29/9), mengatakan bahwa pembatasan yang dilakukan pada Sabtu (28/9) pagi waktu setempat, adalah tindakan pencegahan. Di Srinagar, personel polisi terlihat membuat pengumuman pada Sabtu pagi melalui para pemain sepak bola di pusat bisnis Lalchowk.
Orang-orang yang bermain bola itu diminta untuk pulang karena pembatasan diberlakukan kembali. Menjelang sore, pihak berwenang melonggarkan pembatasan dan mengizinkan gerakan publik di daerah di mana pembatasan diberlakukan sebelumnya.
Jumat malam lalu, segera setelah pidato Perdana Menteri Pakistan Imran Khan kepada Majelis Umum PBB di New York tentang tindakan keras pemerintah India dan pemadaman komunikasi di Jammu dan Kashmir, protes sipil dilaporkan terjadi di beberapa bagian Srinagar. Secara terpisah, menurut seorang pejabat India, empat gerilyawan tewas pada Sabtu dalam dua pertempuran senjata terpisah di Jammu dan Kashmir. Sementara, satu orang tewas dalam tembak-menembak di Kashmir tengah dan tiga orang tewas di daerah Batote.
Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (28/9) malam, seorang juru bicara militer India mengatakan bahwa seorang tentara dan tiga gerilyawan telah tewas dalam baku tembak di Batote. Blokade tersebut memasuki hari ke-55. Toko-toko dan tempat bisnis tetap tutup. Jammu dan Kashmir menghadapi blokade komunikasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan internet dan ponsel dibatasi di seluruh wilayah sejak 5 Agustus, ketika India mencabut status khusus Jammu dan Kashmir.