REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Suriah meminta semua pasukan asing ditarik keluar dari wilayahnya. Mereka menekankan memiliki hak untuk mengambil tindakan bila tetap bertahan di sana.
"Amerika Serikat dan Turki mempertahankan kehadiran militer yang ilegal di utara Suriah," kata Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Muallem, di Sidang Umum PBB, Ahad (29/9).
Suriah hancur dalam perang selama empat tahun. Sejumlah militer dan pasukan asing bertempur memperebutkan kekuasaan.
"Pasukan asing mana pun yang beroperasi di wilayah kami tanpa otoritas kami adalah mengokupasi pasukan dan harus segera ditarik," kata Al-Muallem.
Sebagian besar wilayah negara itu sudah direbut kembali oleh pemerintah. Beberapa pasukan pemberontak masih menguasai Idlib di barat laut dan sebagian wilayah kaya minyak di timur laut dikuasai kelompok Kurdi.
"Puluhan ribu pasukan teroris asing dari 100 negara telah dibawa ke Suriah dengan dukungan dan dilindungi oleh negara yang kami semua sudah tahu," ujarnya.
Al-Muallem menambahkan negara-negara itu menggunakan kata 'terorisme', sebagai upaya memaksakan agenda berbahaya kepada rakyat dan pemerintah yang menolak perintah dari mereka. Sejak 2011, perang di Suriah sudah menewaskan 370 ribu orang yang membuat jutaan orang mengungsi. Hal itu emicu krisis pengungsi yang tidak pernah terjadi sebelumnya.