REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengungkapkan, selama ini warga Sumbar yang merantau ke berbagai penjuru negeri bahkan dunia tidak pernah mendapatkan cap jelek.
Perantau dari Ranah Minang, menurut Irwan, selalu bersahabat, bergaul dan menyenangkan bagi masyarakat sekitar di perantauannya. Hal yang sama juga dilakukan oleh perantau asal Sumbar yang ada di Wamena, Papua.
Irwan mendapat laporan selama ini warga Sumbar yang merantau di Wamena sangat akrab dengan warga Papua yang ada di kota tersebut. "Kalau dengan warga Papua yang ada di Wamena-nya, orang Sumbar di sana sangat akrab. Bersahabat," kata Irwan, Ahad (29/9).
Menurutnya, pembunuhan terhadap warga Sumbar dan warga pendatang di Wamena itu kata Irwan, tidak dilakukan warga Papua di kota itu. Tapi oleh warga Papua yang dari pegunungan. Warga Papua yang dari pegunungan memang tidak bisa membedakan warga pendatang tersebut dari mana saja.
Sementara, orang Papua asli Wamena saat kerusuhan tidak dapat melindungi warga pendatang karena mereka juga harus berlindung agar tak ikut menjadi korban kerusuhan.
Irwan mengatakan, warga Sumbar merasa tidak ada pernah berbuat salah sehingga yakin tidak akan disakiti. Tapi ternyata perusuh yang menyerang warga pendatang malah bertindak brutal sehingga jatuh korban nyawa.
"Para korban (nyawa) ini awalnya mengira akan baik-baik saja karena merasa tidak ada salah. Tapi ternyata tidak begitu," ujar Irwan.
Irwan mengaku saat ini ia terus berkoordinasi dengan Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit yang kini tengah meninjau keadaan warga Sumbar yang ada di Wamena. Pemprov Sumbar ingin memulangkan warga yang ingin pulang kampung.
Saat ini kata Irwan warga Sumbar yang mengungsi di Sentani Jayapura ada sekitar 300 orang. Sementara di Wamena diperkirakan mencapai ribuan orang warga asal Sumbar.