Ahad 29 Sep 2019 16:55 WIB

Dompet Dhuafa Sosialisasikan Berwakaf Seharga Secangkir Kopi

Wake Up! Wakaf merupakan sebuah gerakan membangun wakaf dalam memasuki era milenial.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Gita Amanda
    Dompet Dhuafa sosialisasikan program Wake Up! Wakaf di Car Free Day di Jakarta.
Foto: Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa sosialisasikan program Wake Up! Wakaf di Car Free Day di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa mengadakan sosialisasi gerakan wakaf melalui program Wake Up!Wakaf dengan mengajak masyarakat di Car Free Day (CFD), Jalan Jendral Sudirman, Ahad (29/9). Direktur Wakaf Dompet Dhuafa Yuniarko mengatakan membangun ekosistem wakaf dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya wakaf produktif.

Wake Up! Wakaf merupakan sebuah gerakan membangun wakaf dalam memasuki era milenial. "Wakaf tidak hanya didominasi kalangan usia tertentu, bahwa kalangan muda kini bisa berkontribusi dengan wakaf  dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi," ujar dia.

Baca Juga

Hingga saat ini pandangan masyarakat terhadap wakaf pun dalam menyalurkan wakaf melalui aset tidak bergerak (wakaf sosial). Padahal, wakaf produktif atau wakaf uang sangat memiliki peran bukan hanya kebermanfaatan pada masyarakat, melainkan juga mengembangkan surplus investasi wakaf. Bahkan masyarakat bisa berwakaf seharga secangkir kopi.

“Perkembangan wakaf kian bervariatif dan memudahkan kalangan masyarakat dari semua segmen bisa berperan penting  dalam membangun wakaf produktif, salah satu layanan kemudahan yaitu melalui tabungwakaf.com. Kehadiran melalui layanan digital, Dompet Dhuafa memudahkan kalangan milenial yang saat ini mendominasi pertumbuhan penduduk dan menjadi penopang ekonomi Indonesia, dengan menargetkan sejuta wakif untuk mendorong pertumbuhan asset wakaf produktif,’’ jelas Yuniarko.

photo
Dompet Dhuafa sosialisasikan program Wake Up! Wakaf di Car Free Day di Jakarta.

Selama 26 tahun sebagai lembaga filantropi Islam dan penggerak ekosistem ekonomi syariah, Dompet Dhuafa telah mengembangkan program berbasis wakaf produktif. Di antaranya, RS Rumah Sehat Terpadu Parung, Bogor, yang telah melayani lebih dari 15 ribu dhuafa per bulan disektor pertanian juga mengembangkan Kampung Agroindustri di Kebun Indonesia Berdaya, Subang, Jawa Barat.

Di bidang pendidikan, Dompet Dhuafa mengembangkan wakaf produktif pada Sekolah SMART Ekselensia Parung dan Cibinong, serta Pesantren Hafidz Village yang akan dibangun di Lido, Jawa Barat. Selain itu, di bidang ekonomi, Dompet Dhuafa juga melakukan pengembangan Sentra Ternak, Perikanan, Kampung Wisata, dan Pemberdayaan Ekonomi lainnya yang memberikan dampak sosial yang luas, khususnya dalam pengentasan kemiskinan.

“Diharapkan dengan sosialisasi kemudahan serta gerakan Wake Up! Wakaf di Car Free Day (CFD) dapat menambah minat masyarakat dalam berwakaf sehingga pertumbuhan pembangunan dan ekonomi nasional cepat terealisasikan. Seperti saat ini Indonesia masih tertinggal baik system pembangunan dan ekonomi dari Negara Asean lainnya, tapi dengan meningkatnya masyarakat untuk berwakaf tidak mungkin pembangunan Indonesia bisa sejajar dengan bangsa lain bahkan melebihinya,” terang Yuniarko.

Sebelumnya, Dompet Dhuafa menggelar diskusi mengenai gerakan wakaf ini bersama media di Media Center Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, di Jakarta, Kamis (26/9). Bertajuk “Wake Up Wakaf”.

Diskusi ini bertujuan untuk membentuk sinergi bersama dalam upaya pengembangan wakaf di Indonesia. Sehingga dapat terbangun ekosistem wakaf produktif, salah satunya membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berwakaf.

Selain melibatkan jurnalis dari berbagai media, Dompet Dhuafa menghadirkan narasumber kompeten dari berbagai bidang, di antaranya Imam Rulyawan selaku Direktur Eksekutif Yayasan Dompet Dhuafa, Dwi Irianti Hadiningdyah selaku Direktur Pembiayaan Syariah Kemenkeu, Arif Machfoed dari Pengembangan Kebijakan Pasar Modal Syariah OJK, Hendri Tanjung selaku Komisioner Badan Wakaf Indonesia, Edi Fairuzabadi selaku Direktur Eksekutif Dewan Ekonomi Keuangan Syariah BI, Ahmad Juwaini selaku Direktur Komite Nasional Keuangan Syariah.

Selain menginisiasi gerakan “Wake Up Wakaf” sejuta wakif, Dompet Dhuafa juga membentuk sebuah plarform digital dalam penghimpunannya, yaitu melalui tabungwakaf.com. Dengan begitu, masyarakat dapat dengan mudah bergabung dalam gerakan tersebut, terlebih kalangan milenial.

Imam Rulyawan menyebutkan, sejauh ini wakaf dikenal hanya sebatas 3M, yaitu Masjid, Makam, dan Madrasah. Padahal, menurutnya wakaf dapat menjadi hal yang sangat produktif, seperti lahan berkebun, pasar swalayan, penginapan, dan lainnya. Sehingga manfaatnya semakin bernilai tinggi dan tentu saja semakin luas.

Arif Machfoed mengutarakan hal berbeda, namun sejalan dengan Imam. Ia meninjau dari segi barang yang diwakafkan bahwa wakaf tidak selalu berbentuk lahan, bangunan atau benda tak bergerak lainnya. Namun bisa berupa uang, surat berharga, alat atau lainnya yang dapat membantu produktivitas asset wakaf, bahkan saham.

“Bahkan di OJK cakupan wakaf lebih luas. Saham bisa diwakafkan dalam bentuk saham itu sendiri atau juga berupa wakaf uang untuk disahamkan,” terang Machfoed.

Dipandang dari segi potensi, wakaf sangat mungkin untuk menjadi lahan investasi. Selain itu juga dapat diintegrasikan pada keuangan sosial. Contohnya membangun sebuah bangunan di atas tanah wakaf yang dananya merupakan penghimpunan wakaf sukuk.

Selanjutnya, Dompet Dhuafa akan menggandeng ulama-ulama dan mufti Indonesia guna menyosialisasikan kepada masyarakat tentang wakaf, hukumnya, bentuknya, hingga manfaatnya bagi wakif maupun maukuf alaih.

"Semoga dengan kolaborasi dan sinergi tersebut, kami dapat menggugah kesadaran masyarakat. Sehingga terbangunlah ekosistem wakaf yang produktif," tutup Imam Rulyawan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement