Ahad 29 Sep 2019 23:51 WIB

Subuh Berjamaah Tanda Kebangkitan Umat

Ke depan, shalat Subuh itu benar-benar bisa menajdi DNA-nya umat Islam.

Ribuan masyarakat mengikuti Shalat Subuh Berjamaah Akbar, di Masjid Raja Jawa Barat, Alun-alun Kota Bandung, Ahad (22/9).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ribuan masyarakat mengikuti Shalat Subuh Berjamaah Akbar, di Masjid Raja Jawa Barat, Alun-alun Kota Bandung, Ahad (22/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Inisiator sekaligus Dewan Syuro Pejuang Subuh Arisakti Prihatwono mengatakan, gerakan subuh berjamaah di masjid ini sangat penting karena bisa membangkitkan umat Islam. Cukup dengan shalat subuh berjamaah di masjid setiap hari dan melakukan aktivitas lainnya itu sudah merupakan tanda kebangkitan umat dan kejayaan umat.

Makanya, ini menjadi penting bagi anak-anak muda khususnya, ujar pria yang akrab dipanggil Rico ini. Berikut wawancara lengkap wartawan Republika, Muhyiddin, bersama Arisakti Prihatwono saat ditemui di kediamannya, Cawang, Jakarta Timur, belum lama ini

Tantangan apa yang dihadapi sejak berdiri?

Tantangannya tentu saja terkait dengan dakwah itu sendiri. Banyak yang belum mengenal apa itu Pejuang Subuh. Awalnya, kita dianggap sebagai organisasi yang tidak mem pu nyai dasar hukum. Selain itu, namanya anak muda kadang-kadang silaturahminya dengan sesepuh juga kurang.

Namun, intinya adalah Pejuang Subuh sendiri pada awalnya di dukung penuh oleh para ustaz di Jakarta. Kami juga dekat dengan to koh-tokoh nasional dan tokoh-tokoh ulama. Sekarang nama Pejuang Subuh alhamdulillah sudah dikenal bahkan sekarang sudah menjadi merek generik. Misalnya, kalau di lihat itu Pejuang Subuh sudah sampai ke Bobotoh, pendukung Persib Bandung.

Dan, bagi kami ini bukan permasalahan tentang hak atas kekayaan intelektual, tapi kalau ini bisa menyemangati semua orang untuk shalat Subuh di masjid itu sudah merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri dan insya Allah menjadi sumbangsih kita untuk kebangkitan umat. Karena, yang terpenting bagi kita adalah bagaimana umat ini bisa berjaya dan bisa kuat ke depannya.

Berapa orang yang sudah tergerak untuk berpartisipasi dalam gerakan ini?

Sekarang sudah ada 500 ribu lebih. Pada awalnya memang yang lebih banyak perempuan. Karena, di mana-mana pada saat awal itu perempuan itu memang memiliki ghiroh yang kuat. Namun, sekarang lebih banyak laki-lakinya karena memang sudah seharusnya perjuangan shalat Subuh ini lebih banyak laki-laki. Karena, yang wajib untuk shalat Subuh di masjid adalah laki-laki.

Apa saja gerakan turunan gerakan Pejuang Subuh?

Jadi, kita juga punya film, judulnya Cinta Subuh, mungkin bisa dilihat di Youtube. Viewer-nya sekarang sudah sampai dua juta lebih dan kita juga menginspirasi gerakan Komunitas Subuh Bikers. Itu benderanya juga ada tulisannya yang hampir sama dengan kita. Dan, banyak lagi gerakan-gerakan anak muda Subuh yang lain. Dan, alhamdulillah kita sering silaturahim bareng karena mempunyai misi yang sama.

Selain itu, kita juga ada buku tentang Pejuang Subuh. Jadi, awalnya Pejuang Subuh ini kan banyak diikuti oleh temanteman yang hijrah. Dalam artian hijrah dari dunia hitam dan dunia malam. Kemudian, permintaan kita cuma satu, yaitu shalat Subuh tepat waktu selama 40 hari tidak terputus di masjid. Ternyata itu menjadi kunci untuk segala permasalahan dunia mereka, masalah rumah tangga atau masalah ekonomi. Itu jadi kayak semacam obat yang bisa diminumkan untuk semua semua pasien dengan segala jenis penyakit sosial apa pun.

Kemudian, pengalaman-pengalaman pribadi mereka kita minta untuk ditulis dan kemudian kita jadikan satu di dalam sebuah buku. Jadi, buku itu berisi pengalaman pribadi para Pejuang Subuh yang mereka tulis sendiri.

Apa harapan Anda kepada para Pejuang Subuh?

Saya sih berharap Pejuang Subuh itu menjadi DNA dari seluruh Muslim, artinya melekat pada setiap pribadi Muslim. Karena, satu hal yang saya percayai adalah pendapat dari Buya Hamka. Buya hamka pernah mengatakan, jika engkau ingin melihat orang Islam, lihatlah mereka yang shalat Idul Adha dan Idul Fitri. Namun, jika engkau ingin melihat orang beriman, lihatlah mereka yang shalat Subuh di masjid.

Jadi, beda antara Muslim dan Mukmin. Kalau Muslim, mereka akan shalat Idul Adha dan Idul Fitri, tapi buat yang mukmin atau yang mempunyai iman itu insya Allah shalat Subuhnya di masjid, khususnya yang laki-laki.

Jadi, harapannya ke depan shalat Subuh itu benar-benar bisa menajdi DNA-nya umat Islam, dan kebangkitan umat saya yakin dari Subuh itu. Dan, untuk itulah, saya juga berharap bahwa Indonesia yang menjadi pelopor Pejuang Subuh ini bisa menjadi pencerah di awal dan mudah-mudahan bisa menerangi kehidupan umat Islam seluruh dunia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement