REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelesaikan pembangunan Bendung Pice Besar, Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bendung tersebut dapat digunakan sebagai sumber air irigasi di Daerah Irigasi (DI) Selingsing, air baku PDAM cabang Gantung serta memiliki potensi sebagai destinasi wisata di Pulau Belitung.
Bendung yang dibangun pada 2013 hingga 2016 di aliran itu menggantikan peran Bendung Pice Besar lama yang dibangun Belanda pada 1933 sampai 1936. Bendung Pice Besar dulunya digunakan sebagai bangunan pengatur muka air untuk mengatur kedalaman operasional kapal yang akan melakukan penggalian timah di Sungai Lenggang.
"Banyak saluran irigasi kita yang sudah dibangun pada masa lalu hingga kini belum pernah dilakukan rehabilitasi. Saat ini kita lakukan perbaikan agar pelayanan irigasi tidak menurun,” kata Basuki dalam pernyataan tertulis yang diterima //Republika//, Ahad (29/9).
Basuki menjelaskan volume tampungan bendung yang dibangun dengab biaya Rp 137,8 miliar itu sekitar 77 juta meter kubik dengan elevasi muka air tertinggi sekitar lima meter. Sedangkan debit air yang dilepas ke hilir Sungai Lenggang sekitar 294 meter kubik perdetik.
Selain bendung, Kementerian PUPR juga melakukan rehabilitasi jaringan irigasi DI Selingsing di Kabupaten Belitung Timur. "DI Selingsing memiliki potensi sawah seluas 3.000 hektare dengan luas sawah yang sudah dilayani 1.945 hektare dan potensi sawah yang belum berfungsi seluas 1.055 hektare," ungkap Basuki.
Tak hanya itu, Basuki memastikan Kementerian PUPR di Kabupaten Bangka Selatan juga menyelesaikan rehabilitasi Bendung Metukul di Daerah Irigasi Rias. Rehabilitasi tersebut dilakukan dengan biaya sebesar Rp 15,1 miliar.
Disamping memperbaiki jaringan irigasi, Kementerian PUPR juga membangun tampungan-tampungan air salah satunya kolam konservasi Kolong Mempadin di Kabupaten Belitung pada Oktober 2018 dengan anggaran sebesar Rp 2 miliar. Kolam konservasi tersebut memiliki kapasitas tampung 153 ribu meter kubik dan luas genangan empat hektare.
"Kolam konservasi ini memiliki manfaat untuk menyuplai air baku dengan kapasitas 40 liter perdetik," tutur Basuki.
Kemudian, kata dia, juga dibangun tiga embung pada 2019. Ketiga embung tersebut Kolong Pumpung di Kabupaten Bangka Selatan, Mempaya, dan Kolong Tebat Gadung di Kabupaten Belitung Timur dengan biaya pembangunan tiga embung tersebut sebesar Rp 34,3 miliar.