REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Manager Unit Pelayanan Teknis (UPT) Probolinggo, Hendrik Mariono mengungkapkan, saat ini pasokan listrik yang dikirim dari Pulau Jawa ke Pulau Bali sebesar 400 Mega Watt (MW). Jumlah ini mencakip 40 persen kebutuhan di Bali. Listrik tersebut dialirkan melalui kabel bawah laut, yakni cable head dari Ketapang, Banyuwangi, ke Bali.
"Ada empat jalur kabel yang kita taruh di bawah laut untuk mengalirkan listrik dari Gilimanuk, Ketapang, Banyuwangi, ke Bali," kata Hendrik Mariono di Banyuwangi, Ahad (29/9).
Hendrik menerangkan, 400 MW energi listrik yang dialirkan ke Bali tersebut, mampu menerangi sekitar empat kabupaten/ kota yang ada di sana. Atau jika lebih dirinci lagi, mampu melistriki sekitar 360 ribu pelanggan. Jumlah tersebut meliputi 40 persen pasokan listrik di Pulau Bali.
"Cable Head Ketapang ini merupakan pintu gerbang pasokan listrik dari Jatim ke Pulau Bali. Jadi, ketergantungan listrik Bali ada di Jatim, mencapai sekitar 40 persen pasokan listriknya dari Jatim," ujar Hendrik.
Hendrik mengakui, dalam merawat dan menjaga Cable Head Ketapang perlu perhatian serius. Mengingat Bali merupakan salah satu derah penting di Indonesia. Maka dari itu, PLN menyiapkan pasukan khusus untuk menjaga kelancaran pasokan listrik ke Bali.
"Kami menyiagakan personil yang bertugas menjaga aliran listrik selama 24 jam. Serta melakukan inspeksi setiap hari," kata Hendrik.
Selain menjaga aliran listrik, petugas juga harus memastikan keamanan perawatan kabel listrik bawah laut di Gilimanuk Ketapang, Banyuwangi. Misalnya memantau radar dan pergerakan lalu lalang kapal yang melintas, di tengah laut antara Pulau Jawa dan Bali.
"Kapal bisa lewat, tapi kapal tidak boleh menaruh jangkar. Ketika ada kapal melintas, akan berbunyi alarm, melalui pantauan radar. Kami juga bekerja sama dengan TNI AL untuk menjaga kabel listrik bawah laut," ujar Hendrik.