Senin 30 Sep 2019 14:30 WIB

Catatan Ibnu Batutah Saat Tiba di Samudera Pasai

Buku Ibnu Batutah tak sekadar catatan perjalanan, tapi juga rujukan sejarah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Perjalanan Ibnu Batuta
Foto: blogspot.com
Perjalanan Ibnu Batuta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak meninggalkan Maroko untuk pergi ke Tanah Suci pada 14 Juni 1325, Ibnu Batuta tak kembali lagi ke kota kelahirannya itu hingga 24 tahun lamanya. Ber awal dari Tanah Suci, ia kemudian melakukan rihlah (perjalanan) keliling dunia dari Afrika Utara, Afrika Barat, Eropa Selatan, Eropa Timur, Timur Tengah, India, Asia Tengah, Cina, Asia Timur, hingga Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Setelah pulang ke kampung halaman pada 1354, atas anjuran Sultan Abu Inan Faris, penguasa Maroko dari Bani Marin, Ibnu Batutah meriwayatkan petualangan-petualangannya kepada Ibnu Juzay, seorang alim yang pernah ia jumpai di Granada.

"Riwayat yang disusun oleh Ibnu Juzay inilah satu-satunya sumber informasi tentang petualangan-petualangan Ibnu Batutah," kata Bastian.

Judul naskah yang disusun oleh Ibnu Juzay ini seringkali hanya disebut Lawata atau Ar-Rihlah Ibnu Batutah. Kitab ini menjadi legendaris dan sarat catatan sejarah. Tak hanya di Timur Tengah dan kalangan Muslim, buku tersebut pun menjadi rujukan bangsa Barat. Buku itu kemudian diterjemahkan ke dalam banyak bahasa. Dalam bahasa Inggris misalnya, buku bertajuk Ibn Battuta, Travels in Asia and Africa 1325-1354 telah diterbitkan oleh penerbit ternama Routledge dan Kegan Paul.