Senin 30 Sep 2019 15:23 WIB

Polisi Antisipasi Suplai Simbol Separatis dari Australia

Simbol separatis Papua merdeka didatangkan dari wilayah Australia.

Red: Nashih Nashrullah
Bintang Kejora, bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Foto: napiremkorwa.blogspot.com
Bintang Kejora, bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM).

REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI— Kepolisian Daerah Papua Barat mengantisipasi pengiriman simbol-simbol perlawanan kelompok separatis, Papua Merdeka, dari Australia.

Direktur Kriminal Umum Polda Papua Barat, Kombes Robert Dacosta di Manokwari, Senin (30/9), mengatakan beberapa waktu lalu pihaknya mengamankan barang bukti berupa kaos bergambar bendera Bintang Kejora serta bendera mini di Sorong.

Baca Juga

"Penerima kiriman itu menyebutkan bahwa barang itu dikirim dari Australia. Maka upaya kita sekarang mencegah agar tidak ada pengiriman lagi yang ditujukan ke alamat yang sama maupun ke alamat lain," kata Dacosta.

Barang bukti tersebut disita polisi sebelum digunakan. Pihaknya menduga barang tersebut akan dimanfaatkan dalam aksi di Papua Barat.

"Itu tidak ada kaitannya dengan aksi yang terjadi di Sorong. Penerima kiriman itu pun tidakkami tahan namun terus kami pantau," ujarnya.

Sedangkan terhadap pengirim, Polda Papua Barat pun tidak bisa melakukan penindakan. Berdasarkan keterangan saksi, pengirim sudah menjadi warga negara Australia.

"Kami tidak bisa menindak mereka karena status kewarganegaraannya adalah penduduk Australia, maka yang dilakukan adalah mencegah agar tidak ada.lagi pengiriman ke Papua Barat," katanya.

Dacosta mengutarakan, pengiriman itu terjadi beberapa hari setelah kerusuhan di Manokwari, Sorong dan Fakfak. Kasus ini pun terpisah dari penangkapan yang dilakukan terhadap SM, wanita yang kedapatan membawa bendera Bintang Kejora mini di Bandara Rendani Manokwari.

"Ini kasus tersendiri, tentu diduga kuat barang bukti itu hendak dimanfaatkan dalam aksi yang sudah direncana kelompok-kelompok organisasi Papua Merdeka. Barang bukti yang sudah kita amankan ini nanti akan kami musnahkan," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement