REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Mukhaer Pakkanna mengatakan siap mengembangkan lembaga wakaf untuk menampung wakaf Muhammadiyah.
“Kami memang akan mengembangkan lembaga wakaf dan besar harapan kami ini akan menjadi percontohan bagi kampus-kampus atau amal usaha muhammadiyah lainnya,” kata Mukhaer dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Senin (30/9).
“Kami juga siap menjadi pusat pengembangan investasi wakaf Muhammadiyah," ujarnya.
Menurut Mukhaer, pengembangan bisnis melalui wakaf khususnya di Muhammadiyah, memiliki potensi yang sangat besar. Namun dia juga mengakui, hingga kini wakaf masih belum mampu dioptimalkan dalam membangun ekonomi umat.
"Problemnya memang sampai dengan hari ini, Perbankan masih menjadi primadona di kalangan umat termasuk Muhammadiyah. Padahal salah satu legacy produk keuangan dalam sejarah Islam adalah potensi wakaf," ungkapnya.
Meski begitu Mukhaer meyakini, melalui program pascasarjana magister ekonomi syariah di ITB-AD, maka akan banyak sumber daya manusia yang siap membangun dan mengembangkan lembaga wakaf. Menurut dia, pendekatan konvensional dan administratif tidak cukup untuk pengembangan wakaf, tapi juga harus ditambah melalui pendekatan technopreneur.
“Dengan bantuan dosen dan praktisi yang menjadi tenaga pengajar dan juga lulusan program pascasarjana magister ekonomi syariah, saya yakin lembaga wakaf yang berbasis teknologi semacam ini bisa dibangun dan dikembangkan di ITB-AD," terangnya.
Lebih lanjut, Mukhaer berharap lembaga wakaf mampu memberdayakan umat dan membangun kemandirian ekonomi umat. Lembaga wakaf ITB-AD, kata dia juga diharapkan dapat membantu proses pemberdayaan umat serta ikut membangun perekonomian umat yang mandiri.
“Wakaf yang diterima oleh lembaga ini nantinya akan dimanfaatkan untuk hal-hal yang produktif sehingga mampu melahirkan para socio technopreneur yang memang menjadi visi ITB-AD. Selain itu, hadirnya lembaga ini dapat meminimalisir riba di tengah masyarakat," tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Majelis Wakaf dan Kehartabendaan Muhammadiyah, Amirsyah Tambunan mengungkapkan dukungannya atas inisiasi ITB-AD untuk menjadi pusat pengembangan Inventasi Wakaf Muhammadiyah.
"Kita sangat mengapresiasi gagasan ITB-AD soal pendirian Pusat Pengembangan aset Wakaf Muhammadiyah,” ujar Wakil Sekretaris Jendral Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
Amirsyah menjelaskan, saat ini aset dana milik Muhammadiyah yang ada di perbankan sekitar Rp 20 triliun, sedangkan aset keseluruhan dengan tanah minimal Rp 200 triliun. Melalui gagasan ini, ITB-AD akan menjadi Perguruan Tinggi pertama yang fokus terhadap pengembangan Wakaf Indonesia.
Dukungan lainnya juga mengalir dari Prof Raditya Sukmana. Ketua Departemen Ekonomi Syariah Universitas Airlangga itu mengapresiasi langkah ITB-AD, dan berharap gagasan tersebut dapat segera direalisasikan agar potensi wakaf khususnya di Muhammadiyah dapat berkembang.
"Potensi wakaf dengan skema pembiayaan yang sesuai dengan prinsip syariah dapat di kembangkan dengan baik," ujarnya.