REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Prodi Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) Bastian Zulyeno tertarik untuk meneliti nusantara dalam kitab klasik bahasa Arab dan Persia lantaran banyak yang bertanya kepadanya tentang negeri Zabaj, khususnya tentang asal bahasa negeri Zabaj.
"Waktu itu saya jawab bahwa Zabaj itu bahasa Persia, tapi saya agak gak yakin dengan jawaban itu, akhirnya saya cari sendiri. Bukalah saya ensiklopedi sastra Persia itu, ternyata banyak keterangan tentang Zabaj," ujar Bastian kepada Republika saat ditemui di UI, Depok, belum lama ini. Setelah itu, Bastian semakin tertarik untuk meneliti lebih lanjut dan mencari kitab-kitab yang menyinggung atau menulis tentang Zabaj.
Akhirnya, Bastian berhasil menemukan 14 kitab yang membahas tentang Zabaj. Delapan dari kitab itu berbahasa Arab, enam lainnya ditulis dengan bahasa Persia. Dari sembilan kitab itu semuanya menjelaskan tentang Zabaj, tapi buku yang kesepuluh, yaitu buku karya Ibnu Batutah itu sudah gak ada Zabaj di situ, tapi sudah mucul nama Jawa dan Sumatra, ucap Bastian.
Dalam meneliti kitab-kitab itu, Bastian sementara ini hanya bekerja sendiri. Namun, kata dia, rencananya penelitian ini akan diajukan ke lembaga penelitian yang ada di Universitas. Dengan penelitian ini, Bastian pun berharap bisa menambah kekayaan sejarah nusantara. Metodologi penelitiannya nanti harus mutidisiplin, sejarah, sastra, kemudian filologi juga yang lebih ke teks, kata Bastian.
Dengan meneliti kitab klasik bahasa Arab dan Bahasa Persia, menurut Bastian, masyarakat Indonesia akan mengetahui tentang kondisi nusantara dan peradaban masyarakat nusantara pada zaman dulu.
"Pentingnya peneitian ini kita jadi tahu kondisi georafis, terus flora dan fauna, terus kemudian peradaban Sumatra, Sumatra di tahun itu," jelas Bastian.