Senin 30 Sep 2019 18:39 WIB

Kemenhub Evakuasi Pengungsi Wamena dengan Kapal Laut

Hingga saat ini kondisi di Wamena masih belum kondusif.

Kementerian Perhubungan menyiapkan kapal laut untuk mengevakuasi pengungsi di Wamena, Jayapura.
Foto: Foto: Humas Ditjen Hubla
Kementerian Perhubungan menyiapkan kapal laut untuk mengevakuasi pengungsi di Wamena, Jayapura.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA - - Kementerian Perhubungan menyiapkan kapal laut untuk mengevakuasi pengungsi di Wamena, Jayapura. Hal tersebut dilakukan agar para pengungsi juga korban dapat dievakuasi dan dipulangkan ke kampung halamanannya mengingat kondisi Wanena yang sedang tidak kondusif.  

"Kami akan membantu eksodus warga di Papua dengan menyiapkan beberapa jenis kapal. Yaitu Kapal Negara KPLP,  Navigasi, perintis dan Pelni berjadwal di beberapa pelabuhan Papua Barat dan Papua," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Hengki Angkasawan, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Senin (30/9). 

Adapun kapal yang disiapkan meliputi KN KALAWAI P. 117 berada di Pelabuhan Gudang Arang Ambon dan KN GANDIWA P. 118 dari  Pangkalan PLP Kelas II Bitung. Kapal tersebut berkapasitas 100 - 150 orang. Selain itu dalam kapal juga disiapkan persediaan logistik. 

Selain kapal, Kementerian Perhubungan juga menyediakan pesawat Trigana, Deraya, My Indo, Semuwa Aviation Mandir, Jayawijaya Air Dirgantara, Wings Air, dan dua tipe pesawat Hercules yang dapat mengangkut lebih dari 500 orang. 

"Dari data yang kami terima kebanyakan pengungsi bertujuan ke Sorong, Ambon, Ternate, Bitung dan Makasar.  Jadi kami akan berupaya mengeksodus para pengungsi ke kampung halaman mereka," jelas Hengki.  

Sebagai informasi jumlah pengungsi di Wamena, Papua mencapai ribuan orang yang masih berada di sejumlah tempat seperti gereja dan rumah warga. Kerusuhan di Wamena menelan 32 orang korban jiwa sehingga seluruh masyarakat panik dengan situasi keadaan di Wamena. Maka dari itu Kemenhub hadir untuk membantu pengungsi untuk keluar dari Wamena. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement