Senin 30 Sep 2019 18:54 WIB

Wagub Sumbar: Kita Jaga Hubungan Baik dengan Papua

Nasrul memprediksi akan ada orang Minang yang akan kembali merantau ke Papua.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit melaporkan hasil kunjungan ke Papua pasca tragedi Wamena, di Kantor Gubernur Sumbar, di Kota Padang, Senin (39/9).
Foto: Republika/Febrian Fachri
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit melaporkan hasil kunjungan ke Papua pasca tragedi Wamena, di Kantor Gubernur Sumbar, di Kota Padang, Senin (39/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit meminta semua masyarakat Sumbar yang di kampung halaman dan di perantauan agar sama-sama mendinginkan suasana pascatragedi Wamena. Wagub tak ingin warga Sumbar terpancing oleh isu-isu yang tak bisa dipertanggungjawabkan.

Sekarang semua pihak kata Nasrul harus sama-sama mendinginkan suasana. Ia ingin hubungan baik antara warga Sumbar dengan Papua yang telah terjalin sejak puluhan tahun tetap harmonis. "Jangan mudah terprovokasi. Kita jaga hubungan baik dengan Papua yang sudah sangat lama ini," kata Nasrul di Kantor Gubernur Sumbar di Kota Padang, Senin (30/9).

Baca Juga

Wagub menyebut saat ini memang Pemprov akan mengakomodir warga asal Sumbar Wamena yang ingin pulang kampung. Pemprov melakukan hal tersebut murni untuk mengamankan warga perantau yang menjerit karena terjebak situasi sulit di Wamena.

Tapi suatu saat nanti, Nasrul memprediksi akan ada orang Minang yang akan kembali merantau ke Papua. Karena itu menurut Nasrul, dalam kondisi mencekam saat ini tetap perlu menjaga hubungan baik antar warga Sumbar dengan warga Wamena dan antar Pemprov Sumbar dengan Pemprov Papua.

"Kita tidak tahu kalau nanti akan ada lagi orang dari Sumbar kembali ke Wamena untuk mencari penghidupan," ucap Nasrul.

Nasrul baru saja kembali dari Papua melakukan kunjungan kerja melihat kondisi perantau Minang yang mengungsi di berbagai tempat di Papua. Ia mendapatkan cerita dari berbagai pihak di Papua termasuk warga, bahwa potensi usaha dagang di Wamena sangat bagus.

Faktor itulah yang membuat masyarakat Minang ramai membuka usaha dagang di sana. Mayoritas perantau Minang di Wamena membuka usaha sembako dan rumah makan.

Pemkab Jayawijaya dan Pemprov Papua kata Nasrul juga tidak mengingikan adanya eksodus warga Minang dan pendatang lainnya meninggalkan Bumi Cendrawasih. Karena di Wamena, sangat minim warga lokal yang terlibat dalam aktivitas perekonomian terutama dalam dunia dagang.

Bila para pendatang melakukan eksodus keluar dari Wamena, kehidupan perekonomian di Wamena akan menurun. Nasrul menilai sangat tidak tepat bila tragedi Wamena ini ditarik ke dalam isu suku atau konflik antar daerah.

Warga Sumbar kata Nasrul jangan sampai terprovokasi dengan isu konflik daerah yang coba dihembuskan pihak yang tidak bertanggung jawab. Karena kenyataannya yang menjadi korban nyawa pada tragedi Wamena ada sebanyak 31 orang. Warga Minang yang meninggal pada peristiwa naas tersebut ada 9 orang. Sisanya adalah dari warga pendatang dari daerah lain.

"Yang jadi korban bukan hanya orang Minang. Pendatang dari daerah lain juga jadi korban," kata Nasrul menambahkan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement