Senin 30 Sep 2019 18:58 WIB

Demo Pelajar Bandung Ricuh, Polisi Gunakan Gas Air Mata

Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan demo pelajar Bandung.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Reiny Dwinanda
Sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta se-Bandung Raya melempar pembatas jalan saat Aksi Tolak RUU Bermasalah di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (24/9).
Foto: Abdan Syakura_Republika
Sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta se-Bandung Raya melempar pembatas jalan saat Aksi Tolak RUU Bermasalah di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (24/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--- Ratusan pelajar tingkat menengah dan sederajat Kota Bandung melakukan aksi unjuk rasa terkait RKUHP dan menolak revisi Undang - Undang KPK di kawasan Gedung Sate, Senin (30/9). Menjelang sore, kericuhan pecah di depan gedung DPRD Jawa Barat.

Massa aksi yang berada di depan gedung DPRD mulai berusaha masuk ke halaman depan gedung. Mereka pun meneriakkan agar gerbang DPRD Jabar dibuka.

Baca Juga

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, massa terlihat sesekali mendorong pagar agar dibuka atau dirobuhkan. Satu pagar yang berada di atas selokan pun robuh didorong massa. Meskipun di halaman dalam terdapat kawat berduri, tapi massa tetap teguh merobohkan pagar tersebut.

Melihat hal tersebut, aparat tak tinggal diam. Kepolisian pun berusaha memukul mundur massa yang terus melemparkan berbagai macam benda, khususnya bebatuan. Polisi lantas menembakkan gas air mata untuk memecah konsentrasi pendemo.

Polisi merangsek ke tiga titik. Pertama, ke sebelah kanan gedung DPRD Jawa Barat (Jabar) yang mengarah ke Jalan Trunojoyo. Massa yang masuk ke jalan ini terlihat masih enggan membubarkan diri meski polisi telah meminta mereka pulang.

Selain itu, polisi juga memukul mundur massa yang masuk ke Jalan Cilamaya. Jalan yang lebih kecil mempermudah aparat menekan massa yang berada di Cilamaya. Massa pun dengan cepat mundur masuk ke arah Jalan Riau.

Sementara itu, massa masih bertahan di Jalan Dipenogoro. Walaupun polisi terus menembakkan gas air mata dan water cannon, pengunjuk rasa masih mencoba bertahan. Hingga pukul 18.00 polisi terus berusaha mengimbau agar semua pendemo membubarkan diri.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement