REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha mengatakan sedang berkoordinasi dengan otoritas Hong Kong terkait wartawan Indonesia yang terkena peluru.
"KJRI Hong Kong juga telah berkomunikasi dengan otoritas Hong Kong untuk penjelasan resmi kejadian tersebut," ujarnya melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Senin (20/9).
Wartawan Indonesia Veby Mega terkena tembakan peluru karet di dekat mata saat melakukan liputan pada aksi demonstrasi di daerah Wan Chai, Hong Kong, Ahad (29/9) waktu setempat. Judha menyampaikan, Veby yang terkena pantulan (bouncing) peluru karet di bagian mata itu, saat ini stabil dan berangsur membaik.
"Kondisi yang bersangkutan saat ini, 30/9/2019, sudah stabil dan berangsur membaik. KJRI Hong Kong kembali menjenguk dan memberikan bantuan kekonsuleran kepada yang bersangkutan," katanya.
Ia melanjutkan, Konsulat Jenderal RI (KJRI) Hong Kong telah berkoordinasi dengan perusahaan tempat Veby bekerja mengenai perlindungan hak-hak ketenagakerjaan dirinya. Selain itu, KJRI juga telah memfasilitasi komunikasi antara Veby dengan keluarga di Indonesia.
Ia mengatakan Kemenlu RI dan KJRI Hong Kong kembali mengimbau masyarakat Indonesia di Hong Kong tetap waspada. WNI di sana diimbau menjauhi tempat berkumpulnya massa dan tidak ikut serta pada kegiatan politik setempat. Para WNI di Hong Kong juga diimbau selalu memantau informasi yang disampaikan melalui website KJRI Hong Kong dan aplikasi Safe Travel Kemenlu RI.
Sebelumnya, Konsulat Jenderal RI Hong Kong Ricky Suhendar menginformasikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah menerima laporan dari Konjen RI Hong Kong atas insiden tersebut. Menlu telah menugaskan tim KJRI Hong Kong untuk segera memberikan bantuan ke rumah sakit. Tim dari KJRI Hong Kong juga terus memberikan pendampingan dan bantuan kepada Veby selama perawatan di rumah sakit.